Pihak radio 105,1 Bounce mengumumkan bahwa mereka tidak lagi memainkan lagu Kanye sebagai bentuk protes.
- Luthfiatun Nisa
- Jumat, 04 Mei 2018 - 11:06 WIB
WowKeren - Tampaknya penggemar Kanye West di wilayah Detroit, Amerika Serikat tidak bisa mendengarkan lagu-lagu rapper tersebut di radio lagi. Pasalnya, pada Kamis (3/5) kemarin, 105,1 Bounce mengumumkan bahwa radio tersebut tidak lagi memainkan lagu Kanye setelah suami Kim Kardashian tersebut membuat komentar kontroversial tentang perbudakan.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun Twitter resmi, radio tersebut mengumumkan bahwa pihaknya merasa Kanye sangat keterlaluan saat menyebut perbudakan Afrika-Amerika sebagai suatu pilihan. Oleh karena itu, mereka menolak untuk memainkan musik Kanye lagi sebagai bentuk protes.
"Kami merasa Kanye sudah terlalu jauh dengan pernyataan terbarunya, saat menyatakan bahwa 'perbudakan adalah sebuah pilihan'," tulis pihak radio. "Kami tidak ingin mendengar musik Kanye. Jadi kami mengambil sikap dan tidak lagi memainkan lagunya, kami hanya menolak untuk memberinya platform."
Di sisi lain, pernyataan Kanye tentang perbudakan beberapa waktu lalu memang mendulang banyak kontroversi dan kecaman. Dalam sesi wawancara secara langsung dengan TMZ guna mempromosikan album terbarunya, rapper berusia 40 tahun ini secara terang-terangan menyebutkan bahwa perbudakan Afrika-Amerika yang berlangsung selama 400 tahun adalah sebuah pilihan.
"Ketika kita mendengar tentang perbudakan selama 400 tahun... Selama 400 tahun? Kedengarannya seperti (sebuah) pilihan," ungkap Kanye kala itu. "Kita secara mental terpenjara. Aku suka kata 'penjara' karena perbudakan terlalu identik dengan orang kulit hitam. Seperti Holocaust identik pada Yahudi, perbudakan itu (identik) dengan orang kulit hitam."
Tentunya komentar Kanye tersebut memancing kegemparan di media sosial. Bahkan sejumlah pengguna Twitter menyarankan agar rapper tersebut membaca kembali buku-buku sejarah.
Merasa terkejut dengan respon yang ia terima, Kanye pun menjelaskan maksud di balik ucapannya. Melalui akun Twitter miliknya, pelantun "Gold Digger" ini menegaskan bahwa perbudakan yang ia maksud adalah dari segi mental.
"Untuk memperjelas maksudku, tentu saja aku tahu para budak tidak ditangkap dan dikirim karena keinginan mereka sendiri," cuit Kanye. "Maksudku adalah, ketika kita terus berada di posisi itu sementara jumlah kita sebenarnya banyak, maka artinya mental kitalah yang diperbudak."
(wk/luth)