Satpam Beber Pelaku Bom Gereja Surabaya Sempat Lakukan Keanehan Ini Sebelum Beraksi
Facebook/Puji Kuswati
Nasional

Satpam kompleks perumahan Dita Oepriarto sempat melihat sikap janggal keluarga pelaku di pagi hari sebelum melakukan aksi bom bunuh diri.

WowKeren - Tragedi teror bom Surabaya masih menjadi sorotan publik saat ini. Apalagi peristiwa itu terjadi secara beruntun di berbagai tempat yang berbeda.

Dimulai dari meledaknya bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi. Hingga yang terbaru teror bom di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5) pagi tadi.

Seperti yang telah diketahui, pelaku teror bom di tiga gereja di Surabaya merupakan satu keluarga. Pelaku bernama Dita Oepriarto membagi tugas bersama istri dan anak-anaknya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Pantekosta Pusat (GPPS) Surabaya.

Sebelum melakukan aksi terornya ini, satpam di kompleks perumahan kediaman pelaku rupanya sempat menyaksikan kejanggalan. Satpam yang tak mau diebutkan namanya ini mengaku melihat sikap aneh yang tak biasanya dilakukan oleh keluarga tersebut.

Di pagi hari sebelum melancarkan aksinya, keluarga Dita ternyata sempat saling berpelukan di depan rumah. Satpam tersebut mengaku sempat heran melihat Dita dan keluarganya mendadak saling berpelukan satu sama lain di depan rumah mereka.


"Saat itu dari masjid, mereka pulang ke rumahnya. Namun, di depan rumah, mereka terlihat saling berpelukan satu sama lain," ujar sang satpam. "Iya pelukan aja, di depan rumah. Semua pelukan."

Menurut sang satpam, Dita beserta istri dan anak-anaknya saling berpelukan sembari menangis bersama. Satpam tersebut mengaku tak sengaja melihat pemandangan ini ketika melewati rumah mereka.

"Saya pas lewat situ (depan rumah pelaku)," ungkapnya. "Mereka pelukan semua sambil nangis-nangis."

Namun satpam tersebut mengaku tak berani bertanya mengapa mereka berpelukan dan menangis bersama di depan rumah. Ia mengira Dita tengah menghadapi masalah keluarga sehingga tak berani ikut campur. Alangkah kagetnya ia, saat mengetahui beberapa jam setelah kejadian itu Dita dan keluarganya diberitakan menjadi pelaku bom tiga gereja di Surabaya.

"Waktu itu saya pikir mungkin ada masalah keluarga gitu," tuturnya. "Baru sadar setelah lihat berita ternyata mereka pelaku bom bunuh diri."

Sementara itu Ketua RT setempat, Khorihan, juga mengaku menyaksikan anak kedua Dita sempat menangis tersedu-sedu setelah shalat Maghrib sehari sebelumnya. Orangtuanya kemudian berusaha menenangkan sang anak dengan memeluk dan menciumnya.

(wk/rays)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel