Pelaku Bom Tiga Gereja Surabaya Pernah Kuliah di UNAIR, Begini Penjelasan Rektor
Facebook
Nasional

Menurut Rektor UNAIR, Dita tidak terdaftar sebagai alumni di kampusnya.

WowKeren - Universitas Airlangga menanggapi kabar mengenai pelaku peledakan bom di tiga gereja Surabaya pada Minggu (13/5) kemarin, Dita Oerpriarto, yang disebut sebagai alumni Unair angkatan tahun 1991. Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih membenarkan bahwa Dita pernah terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Ekonomi.

"Benar bahwa pelaku teror atas nama DITA OEPRIARTO pernah terdaftar dan kuliah di Fakultas Ekonomi UNAIR dengan NIM 049114141P," ungkap Prof. Nasih pada Senin (14/5). "Yang bersangkutan pernah terdaftar sebagai mahasiswa Diploma 3 Program Studi Manajemen Pemasaran. Bukan D3 Akuntansi."

Lebih lanjut, Prof. Nasih mengungkapkan bahwa Dita tidak menuntaskan kuliahnya hingga selesai. Dita hanya menempuh 47 SKS dengan IPK sebesar 1,47. Saat menjadi mahasiswa, Dita juga tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi kampus, termasuk kelompok kajian masjid di UNAIR.

"Yang bersangkutan TIDAK LULUS alias DO dari program tersebut dan hanya menempuh 47 sks dengan IPK 1,47," lanjut Prof. Nasih. "Yang bersangkutan juga tidak pernah aktif di kegiatan organisasi mahasiswa, baik di Senat Mahasiswa maupun Unit Kegiatan Mahasiswa termasuk Kelompok Kajian di Masjid Kampus."


Prof. Nasih juga meminta publik untuk tidak mengaitkan perilaku teror bom di Surabaya dengan UNAIR. "Jadi, sangat tidak relevan jika publik mengaitkan perilaku teror bom Surabaya dengan institusi Universitas Airlangga."

Dalam berbagai kesempatan, Prof Nasih sering membahas tentang sanksi pemberhentian total bagi civitas akademik UNAIR apabila terlibat dalam aksi radikalisme. Hal tersebut merupakan salah satu upaya UNAIR untuk memastikan bibit radikalisme tidak berkembang di kampus tersebut.

Terkait teror bom yang terjadi di Surabaya belakangan ini, Prof. Nasih mewakili UNAIR mengutuk dengan keras tindakan pelaku yang menewaskan belasan orang tersebut. Menurut Prof. Nasih, penggunaan atribut agama untuk aksi teror sangat tidak dibenarkan.

"Kami mengutuk keras pelaku dan aktor intelektual aksi teror pengeboman gereja di Surabaya yang merupakan tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan," tutur Prof. Nasir. "Mengutuk keras serta tidak dapat membenarkan penggunaan atribut serta term agama dalam aksi teror. Tidak ada satupun agama membenarkan aksi teror."

Oleh karena itu, Prof. Nasih menegaskan bahwa UNAIR melawan dengan tegas segala tindakan yang bertentangan dengan agama dan kemanusiaan. "Warga kampus UNAIR bersatu melawan terorisme, radikalisme, dan segala tindakan dan aksi anti agama dan anti kemanusiaan."

(wk/nere)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel