Surabaya Jadi Target Serangan Bom, Kapolri Beberkan Alasannya
Nasional

Pengebom tiga gereja di Surabaya merupakan pemimpin kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Surabaya yang ditengarai menjadi dalang di balik aksi teror bom ini.

WowKeren - Serangan bom yang terjadi selama dua hari berturut-turut di Surabaya, Jawa Timur, menimbulkan duka yang mendalam. Teroris meledakkan bom di tiga lokasi pada Minggu (13/5), yakni di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Pantekosta Pusat (GPPS) Surabaya. Esok harinya, pada Senin (14/5) bom kembali diledakkan di depan kantor Mapolrestabes Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB.

Mengenai dipilihnya Surabaya sebagai target lokasi pengeboman, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, membeberkan alasannya. Menurut Tito, Surabaya dipilih lantaran para teroris ini bermaksud untuk menguasai daerah Jawa Timur. Diketahui, pengebom Dita Supriyanto, merupakan pemimpin kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah Surabaya.

Selain itu, Tito mengungkapkan bahwa serangkaian serangan ini diduga terjadi sebagai balasan dari kelompok JAD atas perlakuan pemerintah kepada pemimpin mereka, Aman Abdurahman. Setelah Aman ditangkap, kepemimpinan JAD wilayah Jawa Timur dialihkan ke Zainal Anshori. Akan tetapi, Zainal pun ditangkap karena terkait dengan pemasukan senjata api dari Filipina ke Indonesia.


"Kenapa aksinya di Surabaya? Karena memang mereka mau kuasai di sini (daerah Jawa Timur)," ungkap Tito saat melakukan jumpa pers di Polda Jawa Timur, pada Senin (14/5). "Zainal Anshori ditangkap oleh Mabes Polri dalam kaitan pendanaan untuk memasukan senjata api dari Filipina selatan ke Indonesia."

Tidak hanya karena pembalasan atas perlakukan pemerintah pada pemimpin mereka, kelompok JAD ini ditengarai juga mendapatkan perintah dari ISIS. Diketahui, JAD merupakan kelompok pendukung utama ISIS di Indonesia. "Instruksi dari ISIS sentral di Suriah," sambung Tito.

Di sisi lain, pengeboman yang terjadi di Surabaya ini juga diketahui memiliki pola yang sama, yakni dilakukan oleh satu keluarga. Pelaku pengeboman ikut membawa serta istri beserta anak mereka. Menanggapi hal tersebut, seorang narapidana mantan teroris sempat mengungkapkan rahasia di balik pola yang sama tersebut.

Menurut pengakuan narapidana mantan teroris bernama Sofyan Sauri ini, pola tersebut diadopsi dari serangan yang dilakukan di Irak, Pakistan, Iran, Suriah dan juga negara konflik lainnya. Dengan membawa serta wanita dan anak-anak, hal itu juga dilakukan sebagai provokasi bagi teroris pria lainnya untuk semakin berani melakukan serangan.

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru