Ngaku Homeschooling, Pelaku Bom Gereja Surabaya Tak Sekolahkan Anak Demi Hindari Warga
facebook/Puji Kuswati
Nasional

Di sisi lain, Kapolda Jatim berencana untuk menyerahkan anak-anak pelaku pengeboman ke keluarga yang punya pemahaman waras.

WowKeren - Anak-anak dari pasangan suami istri pelaku pengeboman di Mapolrestabes dan Sidoarjo diketahui tidak di sekolahkan orangtuanya di sekolah umum. Ketika ditanyai masyarakat, mereka mengaku homeschooling yakni sekolah di rumah.

Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah jawa Timur, Irjen Machfud Arifin. Menurut Machfud, anak-anak pelaku ini tidak melakukan homeschooling.

"Homeschooling kalau ditanya. Padahal nggak," kata Machfud dalam jumpa pers di Markas Polda Jawa Timur, pada Selasa (15/5). "Ini yang terjadi, fenomena apa ini? Tidak mungkin tidak berinteraksi dengan masyarakat lain."

Mereka selalu menjawab anaknya melakukan homeschooling setiap ditanyai tetangga. Bahkan anak mereka juga diarahkan untuk menjawab homeschooling ketika ditanyai orang lain mengenai pendidikan.

"Homeshooling rasanya tidak tepat, tidak benar," kata Machfud. "Hanya orang tuanya mendoktrin ke anaknya (kalau ditanya orang), kamu sekolahnya homeshooling."


Bukan pendidikan layaknya homeshooling, orangtua terduga teroris ini malah mengajarkan anaknya hal-hal yang berbau tentang doktrin paham teror. Mereka hanya diberi indoktrinasi oleh orangtuanya.

"Ya hanya bapak ibunya yang memberikan doktrin terus," ujar Machfud. "Dengan video-videonya, dengan ajaran-ajaran yang diberikan."

Saat ini polisi tengah mengupayakan pendampingan terhadap anak-anak pelaku pengeboman tersebut. Mereka mungkin akan diserahkan pada sanak keluarga yang memiliki pemahaman sehat.

"Kita berikan pendampingan kepada para anak-anak pelaku," kata Machfud. "Semua orang tua sudah meninggal tinggal diberikan kepada siapa. Mungkin neneknya, adik, kakak, dengan catatan orang punya pemahaman waras."

Anak yang menjadi korban dalam pengeboman di rusunawa kawasan Wonocolo, Sidoarjo yang dilakukan oleh orangtuanya adalah AR (15/anak kedua), FP (11/anak ketiga), dan GHA (11/anak keempat). Mereka bertiga adalah anak Anton selaku pelaku utama pengeboman.

Dua dari anak Anton yakni FP dan GHA saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara satu anak perempuan juga menjadi korban pengeboman di Mapolrestabes Surabaya.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel