Marak Upacara Adat Disebut Jadi Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 di Bali
Reuters
Nasional

Selama dua pekan terakhir terjadi lonjakan kasus. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, lonjakan bukan karena libur panjang.

WowKeren - Penambahan kasus positif COVID-19 masih terjadi setiap harinya di wilayah Indonesia. Salah satunya di Bali.

Selama dua pekan terakhir, terjadi lonjakan kasus positif COVID-19, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya. Lonjakan kasus ini, ditengarai bukan karena libur panjang. Justru, Ketut menjelaskan jika dua pekan pasca libur panjang tidak terjadi lonjakan grafik kasus di Bali.

"Di Bali sendiri pada saat libur panjang tangga 28-1 November kalau kita lihat setelah itu 1-2 minggu setelah libur panjang ternyata Bali tidak meningkat," kata dia dilansir Kumparan, Selasa (1/12). "Jadi dalam dua minggu, grafiknya ternyata Bali menurun."

Lonjakan kasus justru terjadi selepas masa tersebut. Ia mensinyalir jika naiknya kasus corona di Bali disebabkan karena banyaknya upacara adat yang dilakukan. Sebab beberapa waktu belakangan merupakan musim dimana banyak orang melangsungkan pernikahan.


"Setelah itu baru naik, mengapa itu terjadi? Analisis kami. Itu pertama upacara adat di Bali," jelas Ketut. "Saya tidak menyalahkan siapa. Memang ini kenyataan seperti itu. Banyak upacara adat, ada musim orang kawin, ngaben dan sebagainya."

Lebih jauh, ia juga menilai masih banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Sehingga hal ini justru memperburuk penyebaran kasus corona di Pulau Dewata.

"Belum lagi sekarang kan ada Pilkada di 6 Kabupaten atau Kota se Bali jadi semua petugas KPPS di-tracing semua ketemu kan di sana banyak," ujarnya lagi. "Tapi saya tidak menyalahkan siapa. Ini fenomena seperti itu."

Banyaknya kasus yang tercatat juga tak lepas dari upaya petugas dalam melakukan tracing terhadap orang-orang yang berkontak dengan pasien positif. Kendati demikian, kenaikannya masih di bawah level bulan September.

"Jadi saat tracing yang positif awal ini dilakukan tracing terhadap kontak erat dan nambah lagi di situ," tuturnya lagi. "Ini lah yang menyebabkan pada minggu ketiga setelah liburan naik kasusnya. Naik sedikit Tapi tidak terlalu signifikan seperti waktu bukan September."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru