"Tak Pernah Pupus Rinduku", sebuah mahakarya abadi dari Ebiet G. Ade, mengisahkan kerinduan mendalam akan pesona alam dan kenyamanan kampung halaman. Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang menyesakkan, lagu ini menjadi pengingat akan keheningan dan kesegaran yang dirindukan jiwa. Melalui bait-baitnya yang puitis, lagu ini mengekspresikan kerinduan untuk menyelami laut, bernyanyi bersama daun-daun di gunung, dan merenung dalam keheningan kampung halaman. "Tak Pernah Pupus Rinduku" adalah sebuah lagu yang menenangkan hati dan membangkitkan hasrat untuk kembali ke akar sekaligus mencari ketenangan di tengah kebisingan dunia modern.
Tak Pernah Pupus Rinduku Lyrics
Ebiet G. Ade
Tak pernah padam rinduku pada laut
Di sana dapat aku menyelam, kubuang kegetiran
Berenang bersama cumi-cumi, bicara dengan ombak
Tak pernah sirna cintaku pada gunung
Di sana dapat kurebahkan jiwa menghirup kesegaran
Bernyanyi bersama daun-daun, bicara dengan embun
Di sini cuaca telah berubah kering dan menyesakkan dada
Burung-burung pun enggan terbang dan malas berkicau
Semakin berat beban fikiran semakin sulit untuk bernafas
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
Tak pernah pupus rinduku pada kampung
Di sana dapat aku merenung berkaca dalam diam
Bergelimang suasana segar bunga-bunga kehidupan
Di sini cuaca telah berubah kering dan menyesakkan dada
Burung-burung pun enggan terbang dan malas berkicau
Semakin berat beban fikiran semakin sulit untuk bernafas
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
Di sana dapat aku menyelam, kubuang kegetiran
Berenang bersama cumi-cumi, bicara dengan ombak
Tak pernah sirna cintaku pada gunung
Di sana dapat kurebahkan jiwa menghirup kesegaran
Bernyanyi bersama daun-daun, bicara dengan embun
Di sini cuaca telah berubah kering dan menyesakkan dada
Burung-burung pun enggan terbang dan malas berkicau
Semakin berat beban fikiran semakin sulit untuk bernafas
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
Tak pernah pupus rinduku pada kampung
Di sana dapat aku merenung berkaca dalam diam
Bergelimang suasana segar bunga-bunga kehidupan
Di sini cuaca telah berubah kering dan menyesakkan dada
Burung-burung pun enggan terbang dan malas berkicau
Semakin berat beban fikiran semakin sulit untuk bernafas
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
Kegelisahan merayap ke puncak, sewaktu-waktu dapat meledak
