Kekurangan SDM, Libatkan Anak-Anak Bentuk Strategi Serangan Dari ISIS
Twitter/polda_jatim
Nasional

ISIS juga merubah propaganda mengenai mati syahid bersama keluarga akan dibangkitkan ke surga bersama-sama.

WowKeren - Status Indonesia saat ini siaga satu. Hal itu dikarenakan serangan ledakam bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5).

Namun kali ini, ada hal baru dalam pengamatan aparat keamanan terkait serangan ledakan bom tersebut. Para pelaku melibatkan keluarganya untuk melancarkan aksi mereka.

Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pelaku kebanyakan laki-laki dewasa, namun di situasi ini, perempuan dan anak-anak ikut dilibatkan.

Menurut penjelasan dari Zaki Mubarak, selaku pengamat teroris Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah, Jakarta, aksi teror yang melibatkan anak-anak tersebut merupakan wujud ajaran oleh kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Menurut Zaki, aksi yang melibatkan perempuan dan anak tersebut merupakan strategi baru yang digunakan ISIS untuk melancarkan serangan.

"Jadi pesan itu sedang disampaikan," kata Zaki dilansir CNNIndonesia.com pada Senin (14/5). "Dan ISIS memiliki desain atau pola pelibatan anak-anak seperti itu."

Pola serangan ISIS yang melibatkan perempuan dan anak tersebut tentunya memiliki alasan sendiri. Menurut Zaki, ada beberapa faktor. Namun yang menjadi alasan utama adalah karena ISIS kekurangan sumber daya anggota terutama laki-laki dewasa.

Zaki menilai jika ISIS mengalami penurunan jumlah anggota yang cukup besar. Hal itu dikarenakan anggota mereka yang telah tewas atau ditangkap oleh pemerintah negara setempat.

"Jadi bom bunuh diri menggunakan anak-anak bakal digerakan secara masif," terang Zaki. "Setelah ISIS kekurangan sumber daya (manusia)."


Serangan yang melibatkan anak-anak sebelumnya sudah terjadi di Damaskus, Suriah pada tahun 2016 lalu. Dua orang anak perempuan dililiti bom di tubuh mereka. Kemudian mereka berjalan memasuki kantor polisi Damaskus, Suriah dan terjadilah ledakan.

Zaki kemudian melanjutkan alasan ISIS yang melibatkan anak-anak adalah karena mereka mampu melakukan tipu daya. Menurut Zaki, polisi tidak akan menaruh rasa curiga pada anak-anak karena fokus mereka mengenai teror hanya pada lelaki dewasa terutama yang berjenggot.

"Kan selama ini kepolisian cuma fokus pada berjenggot, yang punya karakteristik seperti teroris," terang Zaki. "Anak-anak kan sosok yang jauh dari prediksi dan perkiraan dari kepolisian, makanya mereka disuruh untuk melakukan aksi bom bunuh diri tadi."

Selain tipu daya, ISIS juga menyebarkan propaganda kepada pengikutnya hingga simpatisan untuk mau melakukan jihad. Propaganda itu akan berefek pada emosional mereka sebelum beraksi.

"Mereka berpesan, 'Apakah Anda tak malu dengan anak-anak ini?'," kata Zaki. "Mereka mengajak, 'Jangan berleha-leha di rumah, sedangkan yang anak-anak saja sudah masuk ke medan perang, apakah kalian para pemuda tak malu'."

Zaki menjelaskan bahwa cara mereka melibatkan keluarga dalam aksi teror adalah bentuk modus baru. Mereka menganggap jika jihad bersama keluarga akan dibangkitkan di surga bersama-sama. Sebelumnya, ISIS telah mendoktrin ajaran akan bertemu 72 bidadari di surga jika mengikuti jihad mereka.

"Saya melihat ada keyakinan keagamaan ketika mereka melakukan aksi bom bunuh diri bersama keluarga, maka akan bersama-sama dibangkitkan di surga," ujar Zaki. "Jadi konsepnya bukan lagi bidadari."

"Jadi ada keyakinan kalau dilakukan sekeluarga, mereka dibangkitkan bersama ke alam surga," lanjut Zaki. "Sehingga di Surabaya, di Sidoarjo juga. Ini sedang alami pergeseran."

Konsep doktrin 72 bidadari di surga dipopulerkan oleh gembong teroris Noordin Mohamad Top pada era 2005-2006. Namun di era tahun ini, nampaknya doktrin akan mulai bergeser.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel