Segera Comeback, Jin Rilis Diari Baru 'The Most Beautiful Momen In Life'
Musik

Jin menceritakan kesalahannya yang ternyata mirip dengan sang ayah.

WowKeren - Bangtan Boys bakal merilis album repackaged "Love Yourself: Answer" pada 24 Agustus mendatang. Jelang comeback, boy grup asuhan Big Hit Entertainment itu merilis diari baru "The Most Beautiful Momen In Life" milik Jin.

"Seokjin

"3 Agustus TAHUN 22

"Aku membuka pintu ruang penyimpanan dan masuk ke dalamnya. Di malam musim panas, bau lembab jamur dan debu bercampur di tengah udara hangat. Beberapa memori mulai terbersit dalam benakku. Sepatu mengkilat kepala sekolah, ekspresi di wajah Namjoon saat dia berdiri di luar pintu, hari terakhir ketika aku berpaling dari Hoseok dan pulang sendirian. Seketika kepalaku sakit dan aku merasa kedinginan. Aku merasakan luapan emosi rumit yang menyakitkan, yang bisa disebut kekesalan atau ketakutan. Tanda yang kurasakan dengan tubuh dan hatiku sangat jelas. Aku harus meninggalkan tempat ini."

"Taehyung memegang lenganku, kurasa karena dia menyadari ekspresiku. 'Hyung. Cobalah sedikit lagi. Cobalah ingat apa yang terjadi di sini.' Aku menarik tanganku dari Taehyung dan berbalik. Kami telah berputar-putar di tengah udara yang panas selama beberapa jam. Aku sudah sangat kelelahan. Yang lain menatapku tanpa tahu harus berkata apa. Memori. Apa yang dikatakan Taehyung soal memori hanyalah cerita tak bermakna. Bahwa aku melakukannya, apa yang terjadi padaku, cerita bahwa kami melakukan sesuatu bersama-sama. Itu mungkin terjadi. Kurasa kami memang melakukannya. Tapi memori bukan sesuatu yang bisa kamu pahami atau terima. Kamu gak akan paham pengalaman hanya dengan mendengarnya. Pengalaman adalah sesuatu yang mengakar kuat di dalam hati, pikiran dan jiwamu. Tapi untukku, memori yang kuingat tentang tempat itu hanyalah hal buruk. Hal-hal yang melukaiku, membuatku ingin kabur."

"Pertengkaran terjadi antara aku dan Taehyung, yang mencoba menghentikanku kembali. Tapi kami berdua sama-sama lelah. Memukul atau menghindar, keduanya rasanya berat dan pelan seperti semuanya terjadi dalam cairan yang hangat dan kental. Mendadak aku dan Tae tersandung satu sama lain. Aku kehilangan fokus dan jatuh."

"Mulanya, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak bisa membuka mata atau pun bernafas karena debu yang tebal. Aku mulai terbatuk tanpa henti. 'Apakah kau baik-baik saja?' Ketika seseorang berbicara, aku baru menyadari kalau aku baru terjatuh. Saat aku bangun, aku sadar betapa rapuhnya tempat ini. Ada ruangan luas di balik dinding. Tak ada yang bergerak untuk beberapa saat. Oh Tuhan. Berapa lama kami berada di sini. Seseorang berkata. Tak ada yang tahu tempat ini berada di balik dinding. Tapi apa ini. Setelah debu mereda, ada satu kabinet yang berdiri di tengah-tengah ruangan luas."


"Namjoon membuka pintu kabinet. Aku mendekat. Di dalamnya, ada sebuah buku catatan. Namjoon membuka halaman pertama. Nafasku berhenti. Di buku catatan yang terlihat tua itu, halaman pertamanya diisi nama tak terduga. Itu nama ayahku. Aku merebut buku itu sebelum Namjoon mencoba membuka halaman selanjutnya. Dia menatapku terkejut tapi tak kupedulikan. Aku membalikan halamannya. Di antara jemariku, kisah itu berguling."

"Catatan yang tulis ayahku adalah jurnal pengalamannya bersama temannya saat masih sekolah SMA dulu. Itu bukan jurnal rutin. Ada juga kisah yang terlewati sebulan dan bekas darah di beberapa kisah yang menjadi sulit dibaca meskipun aku masih bisa memahaminya. Itu adalah jurnal kegagalan yang ayahku tulis, di mana yang ia melakukan kesalahan yang sama denganku dan dia berlari untuk memperbaikinya."

"Pada akhirnya ayahku menyerah dan gagal. Dia lupa, berbalik dan mengabaikan kesalahannya. Dia meninggalkan temannya. Di bagian terakhir catatan itu, hanya noda yang tersisa. Noda itu melewati halaman kosong setelahnya, lalu halaman setelahnya lagi, hingga halaman terakhir buku. Noda itu memperlihatkan kegagalan ayahku dengan sangat jelas."

"Semua inderaku tak bisa menjelaskan berapa lama waktu berlalu. Rasanya semua ini seperti waktu tergelap sebelum matahari terbit, sama seperti udara yang terasa dingin. Namjoon dan yang lainnya tertidur di lantai. Aku bangun dan menatap dinding tersebut. Aku melihat nama ayahku di dinding tersebut. Di bawahnya tertulis kalimat ini, 'Semuanya dimulai di sini'."

"Saat aku menutup buku catatan itu, aku merasakan ada sesuatu yang bercahaya dari ujung jariku. Ada beberapa huruf yang tampak kabur di atas bekas tinta. Aku merasakan sesuatu yang berkabut di luar jendela. Tapi malam belum berakhir. Ini bukan malam, dan bukan pula fajar. Ini adalah percampuran antara kegelapan dan cahaya berkabut, huruf-huruf itu pun muncul di antara garis tinta hitam."

"Buku itu menyimpan memori yang lebih daripada sekedar rekaman. Di atas huruf-huruf, di dalam margin dan lembaran kosong, ada hal-hal yang ingin dilupakan oleh ayahku, hal-hal yang telah ia putuskan untuk tak lagi diingat. Bekas tanda pada buku itu masih ada di sana meski warnanya telah pudar. Di bawah jemariku, ada gulungan emosi yang dirasakan oleh ayahku serta ketakutannya, keputusasaannya dan harapan kecil yang ia miliki. Sepotong jiwa ayahku tetap tersimpan dalam buku tersebut."

"Saat aku menutup buku catatan itu, airmata mulai jatuh. Aku duduk untuk waku yang lama dan saat aku mengangkat kepala, teman-temanku masih tertidur. Aku menatap mereka satu per satu. Mungkin memang ada maksud tertentu kami berada di tempat ini. Segalanya dimulai di sini untuk kami. Aku mulai menyadari arti melakukan sesuatu bersama dan rasanya tertawa bersama. Kesalahan pertama yang tidak akan pernah bisa kuakui secara terang-terangan ini akan terus tersimpan bak luka yang menganga."

"Pikiranku memikirkan mungkin semua ini bukanlah kebetulan semata. Dan mungkin aku memang harus berada di sini pada akhirnya. Ini adalah satu-satunya jalan bagiku untuk mencari arti di balik semua kesalahan yang kubuat, serta luka dan penderitaan kami. Aku, untuk pertama kalinya, bisa mengambil langkah pertama untuk mencari jati diriku."

(wk/amal)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru