Segera Gelar Pementasan Teater, Tio Pakusadewo Terinspirasi Dari Bau Ketiak Sang Ibunda
WowKeren/Fernando
Selebriti

Tio Pakusadewo akan segera menggelar teater berjudul 'Untuk Ibu: Kasih Anak Sepanjang Jalan, Kasih Ibu Sepanjang Masa' yang terinspirasi dari masa kecilnya.

WowKeren - Aktor senior Tio Pakusadewo sempat terjerat kasus narkoba. Ia sempat divonis 6 tahun penjara namun akhirnya mendapat hukuman 9 bulan rehabilitasi dipotong masa kurungan. Ia pun menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur.

Belum lama ini, Tio membagikan cerita pada awak media jika ia akan membuat pertunjukkan teater perdana setelah kebebasnnya. Ia akan menghadirkan karya teater terbaru bertajuk "Untuk Ibu: Kasih Anak Sepanjang Jalan, Kasih Ibu Sepanjang Masa". Dalam karyanya tersebut, Tio sendiri yang akan mengatur pementasan.

Tio membagikan cerita tentang sejauh mana persiapannya dalam teater yang akan diadakan di Teater Komunitas Salihara pada 15 Desember mendatang. Pemain film "Surat dari Praha ini mengungkapkan dalam pementasan teaternya, ia bekerja sama dengan anaknya.

"Ya kita baru memasuki tahapan latihan-latihan lebih serius karena skenarionya pun saya masih tinggal 1 bab lagi yang belum selesai," kata Tio saat ditemui oleh WowKeren di kawasan Kebayoran Baru pada Kamis (15/11). "Karena ya itu saya menunggu. Karena beberapa dialog anak saya itu digarap oleh dia sendiri dan dia estellin dan dia yang garap."

Dalam teaternya kali ini, Tio juga sedikit bercerita tentang referensi alias inspirasinya. Bagi Tio, sosok ibu dalam teaternya memang memiliki peran besar dan penting.

"Oh enggak enggak. Spirit-nya aja. Spirit-nya disitu, tapi ini sebetulnya untuk ibu-ibu di seluruh dunia, cuma pada dasarnya ibu tuh semua memiliki kesamaan," lanjut Tio. "Wakilnya Tuhan yang tadi saya bilang. Wakilnya Allah di dunia itu ibu. Enggak ada orang yang punya kesakitan di dunia selain ibu lah."


Tio lantas bercerita tentang ibunya. Menurut Tio, hal yang paling dirindukan dari sang ibu adalah saat ia mencium bau ketiaknya.

"Bau keteknya, karena setiap saya pulang sekolah itu yang paling saya tunggu," sambung Tio. "Kapan ibu saya pulang kantor, maka saya akan serbu keteknya."

Momen berkesan Tio bersama ibunya itu juga ia masukkan dalam cerita teaternya. Rupanya dulu sewaktu kecil, Tio dan adiknya memang selalu berebut mencium bau ketiak sang ibu.

"Ada. Dalam program ini saya ceritain bahwa, yang saya ingat dari ibu adalah bau ketek," tambah Tio. "Saya selalu kangen untuk cium ketek ibu, selalu berebut sama adik saya untuk lebih dulu. Karena bau itu bau yang penuh pengampunan. Tulus ikhlas bau yang penuh pengampunan."

Tio juga bercerita tentang peran sang ibu yang begitu besar dalam hidupnya saat ia kecil. Bagi Tio, meski saat berulang tahun ia tidak mendapat kue dengan penuh lilin, asal ada kehadiran sang ibu sudah membuatnya begitu bahagia.

"Saya bangun pagi ketika saya ulang tahun saya enggak pernah dapat hadiah, kue tiup lilin enggak pernah sama sekali," imbuh Tio. "Tapi ibu selalu begitu saya buka mata, ibu selalu ada di depan mata saya bertahun-tahun dari saya kecil. Jadi itu lebih dari sekedar kue yang ada lilinnya."

(wk/tria)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait