Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Tekor di 2018, BPS Ungkap Terparah Sepanjang Sejarah
Nasional

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sepanjang tahun 2018.

WowKeren - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar USD 1,10 miliar pada Desember 2018. Sementara untuk sepanjang 2018, Indonesia defisit sebesar USD 8,57 miliar. Defisit neraca perdagangan kumulatif sepanjang 2018 pun menjadi yang terparah dalam sejarah Indonesia.

Berdasarkan catatan BPS sejak 1975, Indonesia telah mengalamai enam kali defisit. Direktur Statistik Distribusi BPD, Anggoro Dwitjahyono, pun menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit pada 1945, 1975, 2012, 2013, 2014, dan 2018. Yang terbesar terjadi pada tahun 2018.

Neraca perdagangan mencatat kegiatan ekspor dan impor yang terjadi di Indonesia. Defisit yang terjadi pun menunjukkan bahwa selama setahun penuh di 2018, jumlah impor memang jauh lebih tinggi dibandingkan ekspornya.

BPS mencatat bahwa angka ekspor naik tipis sebesar 6,65 persen dibanding 2017. Namun jumlah tersebut tak dapat menutupi angka impor yang naik sebanyak 20,15 persen dalam periode yang sama.

"Untuk tahun 2018, neraca dagang kita defisit USD 8,57 miliar," terang Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, dalam jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Selasa (15/1). Suhariyanto pun memberikan rincian besar defisit yang pernah dialami oleh Indonesia.


"Kalau kita mundur ke belakang, ada defisit di 2012 mengalami defisit USD 1,7 miliar, 2013 defisit USD 4,08 miliar, 2014 defisit USD 1,89 miliar, 1975 defisit USD 391 juta," tutur Suhariyanto. "1945 defisit, tapi kita angkanya terputus di 1945."

Catatan kegiatan ekspor dan impor sendiri sudah ada sejak zaman Belanda. Hanya saja BPS masih merapikan data tersebut, sehingga data yang sudah dapat diakses dengan jelas baru tercatat sejak 1975.

Neraca perdagangan Indonesia 2018 juga tercatat defisit terhadap beberapa Negara, yaitu Tiongkok, Thailand, dan Australia. Sementara negara yang lebih banyak mengekspor dari Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), India dan Belanda.

"Yang defisit Tiongkok, Thailand, dan Australia," ujar Suharyanto. "Dengan India kita surplus, AS surplus, Belanda kita surplus."

Beberapa penyebab defisit tersebut pun dianalisa. Salah satunya adalah pemerintah yang belum berhasil membuka pasar baru dan masih mengandalkan pasar tradisional atau negara-negara yang selama ini sudah ada.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru