Mantan CEO Starbucks Siap Jadi Rival Donald Trump di Pilpres AS 2020 Lewat Jalur Independen
AP
Dunia

Keputusan mantan CEO Starbucks melawan Donald Trump ini disebut membuat Partai Demokrat gugup.

WowKeren - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai cukup banyak kontroversi. Tak heran jika banyak seolah siap menjadi saingan di Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2020 mendatang.

Salah satu orang yang mengumumkan siap maju menjadi rival dari Trump adalah mantan CEO Starbucks, Howard Schultz. Ia mengaku siap melawan Trump dengan maju menjadi calon presiden dari jalur independen.

Seorang sumber yang dekat dengan Schultz menyatakan bahwa mantan CEO Starbucks tersebut tengah mempertimbangkan mengenai rencananya maju menjadi capres. "Dia tengah memikirkan mengenai masa depannya dan bagaimana dia dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk negara," ujar sumber tersebut dilansir CNN pada Selasa (29/1).

Schultz diketahui pernah memberikan kritik pedas terhadap pemerintahan Trump. Ia juga mengkritik mengenai pemotongan pajak perusahaan. "Presiden Trump telah memberikan kebenaran fakta bahwa seseorang yang bukan politisi berpotensi mencalonkan diri sebagai presiden," ujar Schultz.


Dalam wawancara yang sama, Schultz juga memberikan kritik kepada Partai Demokrat mengenai proposal yang dianggap terlalu sayap kiri. Hal itu termasuk dalam hal perawatan kesehatan satu pembayar dan pendapatan terjamin.

Schultz diketahui mundur dari posisinya sebagai Presiden Direktur Starbucks pada 2018 lalu. Pada saat itu, ia telah mempertimbangkan untuk maju menjadi salah satu pesaing Trump menuju Gedung Putih.

Selain Schultz, banyak penantang lainnya bermunculan setelah prospek pencalonan inidependen melawan Trump semakin terbuka lebar. Salah satunya adalah dari Senator Demokrat California, Kamala Harris.

Ada pula Mantan Walikota New York City, Michael Bloomberg, juga mempertimbangkan pencalonannya melawan Trump. Namun, ia percaya bahwa dirinya harus tergabung dalam salah satu partai untuk memenangkan pilpres AS.

Schultz menjelaskan bahwa pencalonannya dilakukan atas dasar keprihatinannya pada rakyat Amerika Serikat. Menurutnya, warga AS tengah "hidup dalam waktu yang paling rapuh". Ia juga memberikan kritikan pada kedua partai, Demokrat dan Republik, lantaran tak melakukan apa yang dibutuhkan atas nama rakyat Amerika.

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait