Kondisi gudang penyimpanan yang lembap bisa mempengaruhi kualitas kotak suara berbahan kardus.
- Wahyu
- Jumat, 01 Februari 2019 - 09:00 WIB
WowKeren - Pemilihan kotak suara dari bahan karton sebelumnya telah menuai perdebatan. Sejumlah pihak menganggap bahwa material tersebut kurang sesuai untuk digunakan.
Belum lama ini Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menemukan kotak suara dalam kondisi rusak di Subang. Salah satu anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin, mengatakan bahwa saat itu pihaknya tengah melakukan sidak.
Seperti biasa, untuk memastikan kondisi kotak suara masih bagus mereka mencoba mendudukinya. Ternyata kondisi kualitas kotak suara sudah berbeda dari saat tiba pertama kali.
"Mereka sidak ke tempat penyimpanan kotak suara, mengawasi logistik, ya. Terus kaya seperti biasanya, coba didudukin," ujar Afif di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (31/1). "Menurut informasi tadi dari korlip pengawasannya, kelihatannya kelembapannya berbeda dengan ketika baru datang."
Bawaslu akan terus melakukan pengecekan di daerah-daerah lainnya untuk memastikan bahwa kondisi kotak suara masih bagus. Sehingga pihaknya bisa segera mengganti kotak suara yang rusak dengan yang baru. Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi mengingat gelaran Pilpres yang semakin dekat.
"Ya, yang pasti kan waktu masih lama, mau nggak mau harus ada upaya, satu antisipasi," terang Afif. "Kedua, kalau rusak, nggak mungkin nggak diganti ya, harus diganti, dong. Karena kalau logistik rusak gimana, bisa menyimpan logistik lainnya."
Kerusakan yang terjadi pada kotak suara kardus menjadi masalah yang cukup serius. Sebab, di dalamnya ada huruf Braile juga. Sehingga sebagai langkah antisipasinya, Bawaslu akan melakukan sidak di sejumlah tempat selama menjelang Pilpres.
"Karena kotak ini kan di dalamnya ada Braile, ada yang lainnya kan," jelas Afif. "Nanti kalau sudah dilakukan sidak di banyak titik, adalah rekomendasi pencegahan, karena masih ada 70-an hari."
Kondisi udara yang lembab menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas kotak suara. Sehingga kerusakan yang sama bisa terjadi tak hanya di Jabar tapi juga daerah lainnya.
"Sementara itu, Jabar yang ada istilahnya kelembapan," ujar Afif. "Jabar, itu potensi bisa terjadi di mana-mana, itu kan sifatnya antisipatif, jangan sampai mau kita pakai sudah basah."
(wk/wahy)
