Jokowi Akui Hubungan Dengan Presiden Rusia Baik-Baik Saja Pasca Isu 'Propaganda Rusia'
Nasional

Jokowi jelaskan tuduhan 'Propaganda Rusia' yang disematkan pada kubu Prabowo Subianto tak berkaitan dengan negara Rusia.

WowKeren - Tuduhan mengenai adanya "Propaganda Rusia" yang dilakukan salah satu tim sukses memunculkan sejumlah kontroversi. Pasca dilontarkan presiden petahana, Joko Widodo, dalam pidatonya, pihak Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia langsung memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan tak memiliki keterlibatan apapun dalam masalah politik Indonesia.

Menjadi perdebatan publik, Jokowi akhirnya meluruskan pernyataan soal adanya "Propaganda Rusia" yang dilakukan salah satu timses yang merujuk pada Prabowo Subianto. Calon presiden nomor urut 01 ini menegaskan bahwa hal itu hanyalah sebuah istilah yang tak berkaitan dengan negara Rusia.

"Ya, ini kita tidak berbicara mengenai negara ya," ujar Presiden Jokowi, usai acara syukuran HUT ke-72 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan syukuran gelar Pahlawan Nasional kepada Profesor Drs Lafran Pane di Jakarta Selatan, pada Selasa (5/2) seperti dilansir Antara. Jokowi menjelaskan bahwa istilah "Propaganda Rusia" ini hanyalah sebuah terminologi yang muncul pada saat Pilpres Amerika Serikat pada 2016 lalu.

Jokowi menjelaskan bahwa "Propaganda Rusia" yang dikutipnya berkaitan dengan teknik firehose of falsehood atau semburan kebohongan dan fitnah untuk menciptakan opini publik. Adanya semburan kebohongan itulah yang disebut Jokowi bisa membuat ketidakpastian yang memengaruhi publik.


Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, baik-baik saja. Begitu pula dengan hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia. "Saya dengan Presiden Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin) sangat-sangat baik hubungannya," pungkas Jokowi.

Sebelumnya, pihak Kedubes Rusia sempat membagikan cuitan klarifikasi mengenai adanya tuduhan "Propaganda Rusia" oleh Jokowi. Mereka menegaskan tak memiliki keterlibatan apapun dengan politik Indonesia maupun negara asing lainnya.

"Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," demikian cuitan Kedubes Rusia pada Senin (4/2). "Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait