Ma'ruf Amin Tanggapi Isu Dirinya Diganti Ahok Jadi Cawapres Jokowi: Tidak Mudah, Itu Mengandai-Andai
Nasional

Sebelumnya, TKN Jokowi dikabarkan mengadukan Koran 'Indopos' ke Dewan Pers usai memuat berita 'Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?'

WowKeren - Koran Indopos diadukan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin kepada Dewan Pers. Harian tersebut dikabarkan memuat berita kontroversial yang menyebutkan soal rumor Ma'ruf akan diganti dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi cawapres Jokowi. Berita tersebut berjudul "Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?".

Pemberitaan tersebut dinilai melanggar kode etik jurnalistik. Pengaduan tersebut telah dikonfirmasi oleh Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan.

Terkait dengan rumor tersebut, Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, telah memberikan tanggapannya. Menurut Ma'ruf, penggantian cawapres tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

"Mengganti seorang presiden atau wakil presiden itu tidak semudah membalik telapak tangan," terang Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulis seperti dilansir Tempo pada Sabtu (16/2). "Ada mekanisme jelas yang diatur di dalam konstitusi."

Ma'ruf juga mengatakan jika orang yang menciptakan isu tersebut adalah orang yang mengandai-anda saja. "Itu mungkin orang nglamun itu ya. Orang mengandai-andai," ucap Ma'ruf di kediamannya, Jakarta Pusat, pada Sabtu (16/2).


Mantan Ketua MUI ini mengaku kecewa dengan munculnya rumor tersebut. Menurutnya, hal tersebut bisa termasuk kampanye hitam yang merugikannya.

"Itu bisa digunakan orang sebagai suatu isu black campaign ya kampanye hitam, membuat isu, kebohongan, sehingga bisa dijadikan alat oleh kelompok tertentu, atau pihak sana," tegas Ma'ruf. "Sehingga ini merugikan menurut saya."

Berita yang dimuat Indopos disebut juga menampilkan skenario penggantian Ma'ruf Amin oleh Ahok. Bahkan, berita tersebut juga dikatakan memuat skenario bagaimana Ahok akhirnya menjadi presiden menggantikan Jokowi.

Ade menjelaskan bahwa pihak Indopos membuat berita tersebut berdasarkan rumor di media sosial. Hal ini pun dianggap sebagai penggiringan opini publik.

"Mereka mengangkat ini (berita) dari sebuah rumor di medsos. Dari artinya ada percakapan di medsos, medsos itu kan tingkat kebenarannya masih kita ragukan," ujar Ade. "Ya ini berita ini dan ilustrasi ini merugikan sangat merugikan pasangan calon nomor 01. Karena Indopos menggiring opini pemilih publik untuk percaya tentang hal ini. Ini luar biasa fitnahnya, kami datang ke Dewan Pers untuk memproses hal ini."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru