Ikut Teken Surat Pemecatan Prabowo, Agum Gumelar Heran SBY Malah Dukung Capres 02
Nasional

Hal tersebut diungkapkan oleh Agum Gumelar dalam sebuah rekaman diskusi yang diunggah di Facebook.

WowKeren - Partai Demokrat (PD) selama ini diketahui merupakan partai koalisi pendukung calon presiden 02 Prabowo Subianto. Terkait hal itu, Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar justru mengaku heran atas sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum PD. Hal tersebut terungkap lewat diskusi yang diunggah oleh Ulil Ni'am Yusron di Facebook.

Dalam diskusi tersebut, Agum mengkritik sikap SBY yang saat ini bersama partainya berusaha memenangkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ia mengatakan bahwa SBY merupakan salah satu dari sejumlah orang yang menandatangani surat rekomendasi pemecatan Prabowo.

Diketahui, Agum dan SBY adalah mantan jenderal TNI yang pernah sama-sama tergabung dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP). DKP sendiri dibentuk oleh Wiranto pada 1998 guna mengusut kasus hilangnya sejumlah aktivis. Kasus tersebut ikut menyeret Prabowo selaku Danjen Kopassus kala itu. Agum secara terang-terangan mengaku heran dengan manuver SBY itu.

"Tanda tangan semua. Soebagyo HS tanda tangan. Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan," kata Agum dalam diskusi tersebut dilansir dari CNN Indonesia, Senin (11/3). "Yang walaupun sekarang ini saya jadi heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Tak punya prinsip itu orang."

DKP telah melakukan penyelidikan terhadap keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM yang terjadi. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan, DKP mendapat fakta bahwa Capres 02 tersebut telah melakukan pelanggaran HAM yang cukup berat. "Dari hasil pemeriksaan mendalam ternyata didapat fakta, bukti, bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat," ujar Agum.


Fakta tersebut, dikatakan Agum, merupakan bukti nyata yang tak bisa dihapus dari sejarah. Atas pelanggaran tersebut, sejumlah negara di dunia seperti Inggris dan Australia menolak Prabowo.

"Siapa yang bisa menghapus ini?" tegas Agum. "Sampai sekarang Amerika, Inggris, Australia, no for Prabowo. Tidak bisa masuk ke Amerika, tidak bisa masuk ke Inggris."

Agum menegaskan bahwa apa yang dikatakannya bukan merupakan upaya kampanye hitam, namun fakta. Sebab, tidak ada kampanye hitam yang didasarkan pada data.

"Ini fakta bukan black campaign," imbuh Agum. "Kalau black campaign itu tidak didukung oleh data."

Oleh sebab itu, mantan Menteri Pertahanan tersebut tidak habis pikir bagaimana bisa Prabowo mencalonkan diri menjadi presiden. "Ini terlupa. Jadi kalau buat saya aneh bin ajaib kalau dia jadi presiden. Kalau buat saya ya, tahu kalau buat Anda-anda," pungkas Agum.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru