Akun @opposite6890 menuliskan bahwa polisi membentuk tim buzzer yang terdiri dari 100 orang per Polres di seluruh Indonesia.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 13 Maret 2019 - 07:53 WIB
WowKeren - Pemilik akun Twitter dan Instagram @opposite6890 tengah diburu oleh polisi. Pasalnya, akun tersebut menuding Polri membentuk tim buzzer untuk memenangkan paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal tersebut pertama kali diungkapkan akun @opposite6890 lewat cuitan di Twitter pada 3 Maret 2019 lalu. Akun tersebut menuliskan bahwa 100 orang polisi dari setiap Polres di seluruh Indonesia membuat tim buzzer dan berinduk pada akun @alumnisambhar.
"Info dari Whistleblower. Polisi membentuk Tim Buzzer 100 orang per Polres di seluruh Indonesia," tulis pemilik akun tersebut. "Berinduk pada akun utama Twitter: @alumnisambhar."
Info dari Whistleblower. Polisi
— Opposite6890 (@opposite6890) 3 Maret 2019
membentuk Tim Buzzer
100 orang per Polres di seluruh
Indonesia.
Berinduk pada Akun Utama
Twitter : @alumnisambharhttps://t.co/bJWX9neeqz
Link APK ( sudah dihapus )https://t.co/WuggzQGUWI
Backup : https://t.co/Vi1VrzwhsZ
Cc. @haikal_hassanpic.twitter.com/gdNRTyHpj9
Tak hanya itu, akun tersebut juga menampilkan gambar akun media sosial yang diduga merupakan keterlibatan Polri dalam menjadi tim buzzer Jokowi-Ma'ruf. Cuitan-cuitan akun tersebut lantas menarik perhatian banyak warganet.
Gw buat Infographic nya biar lu mudeng. pic.twitter.com/DtNj6hkoBH
— Opposite6890 (@opposite6890) 7 Maret 2019
Menanggapi tudingan tersebut, pihak kepolisian langsung bertindak. Polri mengaku telah mengantongi identitas pemilik akun tersebut dan akan segera melakukan proses hukum terhadapnya.
"Tim dari Direktorat Siber Bareskrim sudah mengindentifikasi pemilik akun @Opposite6890 untuk diproses hukum," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (11/3). "Karena telah menyebarkan propaganda di media sosial."
Menurut Dedi, untuk penyidik membutuhkan dua alat bukti yang cukup untuk menjerat pelaku. Tulisan yang beredar di media sosial hanya dihitung satu alat bukti.
"Harus dilengkapi dengan alat bukti yang lain," ujar Dedi. Akun Twitter @Opposite6890 tersebut hingga kini telah memiliki 55,2 ribu pengikut.
(wk/Bert)