Mengutip sebagian dari manifesto pelaku, media Sydney Morning Herald menulis bahwa sebuah video game telah mengajari pelaku untuk berbuat demikian.
- Zodiak Yanuarita
- Sabtu, 16 Maret 2019 - 13:19 WIB
WowKeren - Video game bisa menjadi salah satu alternatif untuk melepas penat bagi sejumlah orang. Berbagai macam genre yang tersedia membuat alternatif refreshing yang satu ini tak pernah sepi peminat.
Sayangnya, tak sedikit orang yang menilai bahwa video game mampu menginspirasi para pemainnya untuk melakukan hal-hal diluar nalar. Salah satunya seperti penembakan yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru belum lama ini.
Sebuah media menyatakan bahwa pelaku, Brendon Tarrant, terinspirasi dari video game Fortnite. Mengutip sebagian dari manifesto pelaku, media Sydney Morning Herald menulis bahwa sebuah video game telah mengajari pelaku untuk berbuat demikian. "Fortnite mengajarkan saya jadi pembunuh," bunyi potongan tulisan pelaku yang dikutip media tersebut.
Nyatanya, pernyataan tersebut bukanlah statement utuh. Brendon menulis sebuah manifesto yang disusun menggunakan format tanya jawab. Salah satu pertanyaannya adalah sebagai berikut seperti yang dilansir dari Lulz pada Sabtu (16/3).
"Apakah dirimu diajari kekerasan dan ekstremisme oleh video game, musik, literatur, dan film?"
Lalu, dalam baris berikutnya, ia menegaskan bahwa video game dan semacamnya bukanlah yang menginspirasi dirinya untuk melakukan tindak kekerasan. Berikut jawabannya.
"Iya, 'Spryo the Dragon 3' mengajarkan saya etno-nasionalisme. Fortnite mengajarkan saya untuk jadi pembunuh dan ber-floss di atas mayat musuh-musuh saya. Tidak."
Sementara itu, Brendon tengah menjalani persidangan. Ia didakwa telah melakukan pembunuhan. Meski demikian, pihak kepolisian New Zealand mengatakan bahwa dakwaan tersebut masih bisa bertambah mengingat ia telah menghabisi nyawa 49 orang.
"Meski saat ini tersangka hanya menghadapi satu dakwaan, dakwaan selanjutnya akan bertambah, cuit akun @nzpolice lewat Twitter pada Sabtu (16/3). "Informasi lebih jelas mengenai dakwaan lanjut akan disampaikan secepat mungkin."
While the man is currently facing only one charge, further charges will be laid. Details of those charges will be communicated at the earliest possible opportunity.
— New Zealand Police (@nzpolice) March 15, 2019
Aksi penembakan massal ini dikecam banyak pihak termasuk Indonesia. Bahkan dalam insiden nahas itu, ada WNI yang ikut menjadi korban.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) salah satu yang mengecam aksi ini. Menurutnya, aksi tersebut sangat terorganisir bahkan pelaku sempat merekam aksinya itu secara langsung.
(wk/zodi)