Jokowi-Ma'ruf Disebut Bisa Kalah Pilpres Apabila Angka Golput Makin Besar
Instagram/khmarufamin_
Nasional

Hal tersebut berdasarkan pada hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

WowKeren - Hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, paling dirugikan apabila angka golput di Pilpres 2019 membesar. Bahkan menurut peneliti LSI, Ikrama Masloman, terbuka kemungkinan Jokowi-Ma'ruf kalah apabila kubu petahana tak bisa mengelola partisipasi pemilih.

Pasalnya, menurut Ikrama, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo Subianto kini tak lebih besar dari angka golput di Pilpres 2014. Diketahui, berdasarkan hasil survei LSI, selisih kedua paslon kini tinggal 27,8 persen saja.

"Angka golput 2014 sebesar 30,42 persen," tutur Ikrama di kantornya, Selasa (19/3). "Sementara selisih elektabilitas dua paslon ini 27,8 persen."

Padahal, berdasarkan prediksi LSI, angka golput di Pilpres 2019 akan meningkat dibanding dengan 2014. Prediksi tersebut didasarkan pada hasil survei LSI yang menunjukkan bahwa hanya 65,2 persen pemilih yang tahu pelaksanaan pilpres akan dilaksanakan pada bulan April 2019.

Padahal survei tersebut dilakukan kurang lebih sebulan menjelang Pilpres 2019. Dari pemilih yang tahu Pilpres akan diselenggarakan pada April 2019, hanya 75,8 persen yang tahu tanggal pastinya.


"Artinya jika ditotal secara populasi, hanya 49,4 persen dari pemilih Indonesia yang terinformasi," jelas Ikrama. "Dan menjawab dengan benar bahwa pelaksanaan pilpres dan pileg dilangsungkan pada tanggal 17 April 2019."

Tak hanya soal minimnya informasi, sentimen politik identitas dan hoaks yang terus menguat juga bisa menambah angka golput di Pilpres 2019. "Pemilih jenuh akan polarisasi yang terjadi, sehingga kecenderungan golput semakin tinggi," tutur Ikrama.

Sementara itu, survei LSI juga menunjukkan bahwa pendukung Prabowo-Sandi memang lebih militan dibanding Jokowi-Ma'ruf. Sehingga mereka tidak akan terlalu terpengaruh dengan angka golput. "Jadi, PR kubu Jokowi saat ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat," pungkas Ikrama.

Survei ini dilakukan oleh LSI Denny JA pada periode 18-25 Februari 2019. Peneliti menggunakan metode face to face interview dengan kuesioner.

Metode multistage random sampling juga diterapkan dalam survei ini. Dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 persen, survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait