Jokowi-Ma'ruf Sentuh Angka 50%, Fadli Zon Sebut Metode Lembaga Survei di Indonesia Sudah Kuno
Nasional

Selain itu, Fadli menilai lembaga survei di Indonesia terkesan menjadi alat kampanye karena merangkap jadi konsultan politik.

WowKeren - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon mengatakan bahwa seharusnya hasil survei terkait elektabilitas pasangan Pilpres 2019 perlu dibuka. Apalagi yang menyangkut metode survei yang digunakan.

Pernyataan Fadli tersebut menyikapi hasil survei lembaga Charta Politika yang menyebutkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mencapai angka 53,6%. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 35,4%.

"Metodologi ini sudah kuno, dengan begitu melimpah ruahnya informasi yang luar biasa, tidak ada lagi dominasi informasi," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia. Ia juga menuturkan bahwa media sosial saat ini bisa menjadi informasi alternatif dengan kecepatannya.


Dalam kasus ini, Fadli mengambil contoh pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016 silam. Saat itu, Donald Trump diprediksi kalah dari Hillary Clinton oleh hampir semua lembaga survei. Namun, pada akhirnya Trump memenangkan posisi tersebut.

Kondisi serupa juga terjadi di Pemilihan Gubenur DKI Jakarta pada 2017 lalu. Sejumlah hasil survei menempatkan kandidat pertahana sebagai pemenang. "Namun saat pencoblosan, petahana justru tumbang," katanya.

Selain itu, Fadli menilai lembaga survei di Indonesia terkesan menjadi alat kampanye karena merangkap jadi konsultan politik. Ia mengkritisi peran lembaga survei yang seharusnya bersifat independen dan transparan.

"Kalau lembaga survei berhimpit dengan konsultan politik maka akan ada conflict of interest," tutur Fadli. "Dia akan menjadikan survei itu sebagai alat propaganda, alat kampanye dari yang membayar dia sebagai konsultan politik."

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru