Joko Anwar mengungkapkan permasalahan dunia perfilman Tanah Air dan mengajak para pelaku industri tersebut untuk meningkatkan kualitasnya, terlebih di masa gemilang seperti saat ini.
- Neressa Prahastiwi
- Sabtu, 30 Maret 2019 - 16:48 WIB
WowKeren - Setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Tanggal tersebut dipilih karena tepat 69 tahun yang lalu, film "Darah & Doa" memulai shooting. "Darah & Doa" dianggap bersejarah bagi industri perfilman Tanah Air karena merupakan film pertama yang diproduksi oleh orang Indonesia asli.
Sebagai salah satu sutradara kondang, Joko Anwar mengutarakan pendapatnya mengenai perfilman Indonesia dewasa ini. Menurut Joko, permasalahan yang paling genting untuk industri perfilman Tanah Air ialah kurangnya kru dan pemain berkompeten.
"Saya bilang, masalah perfilman Indonesia yang paling URGENT adalah kurangnya kru dan pemain film yang PUNYA SKILL," tulis Joko pada Jumat (29/3). "Produksi tiap tahun makin banyak. Krunya nggak ada."
Barusan ditelpon wartawan nanya masalah perfilman Indonesia apa. Nanya soal tata edar, UU, dll.
— Joko Anwar (@jokoanwar) March 29, 2019
Saya bilang, masalah perfilman Indonesia yang paling URGENT adalah kurangnya kru dan pemain film yang PUNYA SKILL. Produksi tiap tahun makin banyak. Krunya nggak ada.
Tak hanya menuliskan kritiknya, Joko juga memberikan sejumlah saran. Salah satunya adalah agar pihak rumah produksi memberikan pelatihan kepada sejumlah kru untuk meningkatkan kompetensi mereka dibanding menghambur-hamburkan uang demi film tak berkualitas.
"Menurut saya, PH-PH ketimbang bayar orang-orang yg nggak punya skill, mending bikin pelatihan. Penulisan skenario lah minimal," imbuh Joko. "Ntar lulus dan bagus mereka pekerjakan. Datangkan pengajar yg kompeten. Kalo perlu dari luar negeri."
Di akhir cuitannya, Joko berharap pelaku perfilman Indonesia lebih meningkatkan kualitas terlebih di masa gemilangnya saat ini. "Perfilman Indonesia lagi di masa paling gemilang. Penontonnya paling banyak. Kepercayaan penonton terhadap film Indonesia paling tinggi. Pembuat film (terutama pemilik PH) jangan take it for granted. Bikin film asal, tema dan genre itu-itu aja. Jenuh ntar penonton dan ilang lagi," tandas Joko Anwar.
(wk/nere)