Viral Video Guru Banting Murid Dihukum Skors 3 Bulan, Pemerhati Pendidikan Sebut Kurang Berat
SerbaSerbi

Saat dinasehati, siswa laki-laki tersebut menantang guru itu. Sikap sang siswa membuat guru emosi dan mencekik leher anak didiknya.Siswa tidak terima dan berakhir dengan duel.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang menunjukkan seorang guru membanting muridnya. Video berdurasi 27 detik tersebut, diawali dengan guru berinisial AS memanggil seorang siswa yang sering tidak ikut kegiatan Pramuka dan berambut gondrong.

Saat dinasehati, siswa laki-laki tersebut menantang guru itu. Sikap sang siswa membuat guru emosi dan mencekik leher anak didiknya. Siswa tidak terima dan berakhir dengan duel berujung bantingan yang dilakukan guru terhadapnya. Siswa lain yang melihat hal tersebut kemudian melerai.

Rupanya, peristiwa tersebut terjadi di SMA Negeri 1 Tambakrejo, Bojonegoro, Jawa Timur pada 29 Maret 2019 lalu. Guru tersebut merupakan guru GTT (guru tidak tetap) yang telah mengajak selama satu tahun.

"Kejadian itu dilakukan oleh oknum guru GTT (guru tidak tetap) yang mengajar bimbingan kesiswaan (BK)," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim di Bojonegoro Adi Prayitno, seperti Detik. "Jadi anaknya itu dipanggil ke depan terus duduk di kursi guru. Ya memang anaknya rada dablek. Tapi yang namanya anak, ya, tetap anak."

Peristiwa tersebut, kata Adi sudah diselesaikan. Guru itu divonis bersalah oleh pihak institusi pendidikan yang menanunginya. Ia diberi skorsing tidak boleh mengajar selama tiga bulan.


"Sudah kami selesaikan secara kedinasan. Sudah kami beri sanksi gurunya," katanya. "Sudah saya skorsing ini. Apa pun yang dilakukan oleh guru tersebut salah sebagai seorang pendidik."

Sedangkan siswa yang dibanting guru tidak mendapatkan saksi apapun. Siswa yang terlibat kejadian tersebut dilindungi agar tetap bersekolah dan belajar hingga lulus.

Sementara itu, pemerhati pendidikan Darmaningtyas menganggap sanksi skorsing itu kurang berat. Menurutnya, guru haru lebih bijak dapat menghadapi masalah.

"Guru seharusnya lebih bijak dalam menghadapi masalah. Kalau guru emosional, bagaimana mungkin murid mengeluhkan masalahnya ke guru?" ujarnya. "Guru itu seharusnya juga menjadi tempat curhatnya murid-murid, maka dia perlu punya kematangan jiwa."

Sikap siswa yang nakal atau bengal, menurut Darmaningtyas tidak lantas menjadi pembenaran untuk guru melakukan kekerasan terhadap siswa, misalnya mencekik. Sebelumnya perlu ditelusuri terlebih dahulu latar belakang bagaimana anak itu menjadi agresif. Upaya tersebut hanya dapat dilakukan dengan dialog tanpa emosi, cekikan atau bantingan.

"Skorsing tiga bulan tidak cukup," tuturnya. "Menurut saya, mending dipecat karena dia tidak pantas jadi guru."

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru