Diharap Bisa Atasi Kepadatan Lalin, Riset Malah Ungkap Jalan Tol Trans Jawa Dihindari Sopir Truk
Nasional

Kementerian Perhubungan melakukan riset mengenai pemilihan rute angkutan barang di Pulau Jawa. Hasil riset justru menunjukkan para pengemudi masih banyak menghindari jalan tol.

WowKeren - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan riset mengenai pemilihan rute angkutan barang di Pulau Jawa. Hasilnya, masih banyak pengemudi angkutan alias sopir truk yang memilih untuk tidak melalui jalan tol. Padahal, dari segi waktu dan biaya operasional, rute jalan tol Trans Jawa lebih efisien.

Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Antar Moda Kemenhub, Masrono Yugi Hartiman, jalan tol Trans Jawa juga dibutuhkan untuk meningkatkan keterhubungan di Pulau Jawa. Hal ini akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 50 persen.

Tak hanya itu, jalan tol Trans Jawa juga diharap dapat menurunkan biaya logistik. "Akses jalan tol diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing Indonesia," jelas Masrono dilansir Tempo pada Jumat (12/4).

Berdasarkan hasil penelitian, biaya operasional melalui jalan tol lebih murah sebesar 9 persen apabila dibandingkan dengan rute kombinasi. Biaya jalan tol juga lebih murah sebesar 13 persen saat dibandingkan dengan rute non-tol.


Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan rute angkutan barang adalah tarif tol, fasilitas istirahat pengemudi (rest area), dan kondisi perkerasan jalan yang berpengaruh pada ban kendaraan. Selain itu, sistem penggajian sopir juga sangat berpengaruh kepada pemilihan rute angkutan barang.

Berdasarkan hasil riset tersebut, sopir yang mendapatkan gaji bulanan dan berstatus pegawai tetap cenderung untuk memilih lewat jalan tol. Sementara itu, sebesar 53 persen sopir memilih untuk menggunakan rute kombinasi antara jalan tol dan non-tol. Kombinasi ini bertujuan untuk menghemat waktu perjalanan dan biaya operasional.

Beberapa ruas tol yang dihindari oleh sopir yang memilih rute kombinasi adalah yang dinilai bertarif cukup mahal. Yakni Cikopo-Palimanan, Kanci-Semarang, Solo-Ngawi, atau Jombang-Surabaya. Padahal, biaya operasional kendaraan melalui jalan tol justru lebih murah dibanding rute non-tol dan kombinasi.

"Tol Trans-Jawa diharapkan dapat mengatasi permasalahan kepadatan lalu lintas dan kerusakan jalan pada ruas jalur Pantura yang dikarenakan kurang optimalnya peranan jembatan timbang dalam menertibkan truk ODOL (over dimension over load)," jelas Masrono. "Namun, pada kenyataannya, apa yang diharapkan Tol Trans Jawa tersebut belum dapat diwujudkan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait