TKN Jokowi Bakal Buktikan Kecurangan Prabowo-Sandi Lewat 25 Ribu Laporan yang Masuk
Nasional

TKN mengaku telah menerima sekitar 25 ribu laporan dari berbagai pihak terkait kecurangan kubu Prabowo-Sandi. Selama ini tim Prabowo telah membuat fitnah dengan menyatakan tim Jokowi sebagai penyebab kecurangan.

WowKeren - Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengatakan akan mengungkapkan sejumlah dugaan kecurangan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. Mereka mengaku telah menerima sekitar 25 ribu laporan dari berbagai pihak terkait hal tersebut.

"Besok kami akan bantah kecurangan yang ditujukan ke kami. Dari 9 April pengaduan yang masuk ke posko hotline kami itu sekitar 25 ribu pengaduan," kata Direktur Advokasi dan Hukum TKN Ade Irfan Pulungan, seperti dikutip dari CNN Indonesia. "Ini kami siapkan klasifikasi pelanggaran dan kecurangan yang terjadi, yang jelas kami berupaya menyampaikan pengaduan dari masyarakat selama ini."

Menurut Ade, selama ini tim Prabowo telah membuat fitnah dengan menyatakan tim Jokowi sebagai penyebab kecurangan. TKN akan membuktikan bahwa kecurangan tersebut dilakukan oleh kubu lawan.

"Selama ini mereka begitu masif mengatakan ke publik ada kecurangan dan korbannya 02 (Prabowo)," ujar Ade. "Kami akan buktikan kecurangan itu justru dilakukan oleh mereka."


Salah satu dugaan kecurangan, kata Ade adalah klaim kemenangan Prabowo-Sandi yang mencapai 62%. Selain itu, tim Prabowo juga meminta pilpres untuk diulang.

"Logika saja kalau mereka klaim kemenangan 62 persen kenapa minta pemilu diulang," ucapnya. "Kenapa khawatir kalau memang menang."

Di sisi lain, TKN Jokowi-Ma'ruf masih berusaha melakukan upaya rekonsiliasi pasca Pilpres 2019. Sayangnya, tim Prabowo-Sandi meminta wacana rekonsiliasi tersebut ditunda hingga hari raya lebaran pada Juni mendatang.

Penolakan upaya rekonsiliasi dalam waktu dekat ini disayangkan pula oleh anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Eva Kusuma Sundari. Ia mengatakan bahwa pihaknya keberatan jika alasan penundaan rekonsiliasi tersebut lantaran belum ada urgensi.

"Ini agak mengkhawatirkan, ketika menolak diajak silahturahmi alasannya belum urgen," kata Eva, Selasa (23/4) ini, seperti dikutip dari Jawa Pos. "Tapi, faktanya di kubu Pak PS (Prabowo Subianto) malah justru melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik, malah memicu konflik."

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait