Fadli Zon Soal Prabowo Menang di Provinsi Bekas Garis Keras: Sebaiknya Mahfud Belajar Sejarah Lagi
Instagram/fadlizon
Nasional

Mahfud MD belum lama ini memantik kontroversi dengan pernyataannya yang menyebut bahwa Paslon 02 Prabowo-Sandiaga menang di provinsi yang memiliki sejarah garis keras.

WowKeren - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD belum lama ini menjadi buah bibir karena pernyataannya yang cukup kontroversial. Bagaimana tidak, ia menyebut bahwa Prabowo Subianto menang suara di provinsi yang dulunya dianggap sebagai wilayah garis keras dalam agama, seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Aceh.

Sontak pernyataan ini memantik kontroversi, terutama di kubu Prabowo. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah pernyataan Mahfud. Menurutnya, pemahaman Mahfud soal sejarah Indonesia masih belum mencukupi sehingga meminta agar mantan Ketua MK tersebut mempelajari lagi sejarah.

Meski Mahfud sudah memberikan klarifikasi bahwa pernyataannya itu menekankan kata "dulu", namun tetap saja tidak bisa diterima begitu saja. Bagi Fadli, apa yang dikatakan Mahfud justru akan mengorek luka lama. Hal itu dikemukakan olehnya melalui cuitan di media sosial.


"Sebaiknya belajar sejarah lagi. Saya baru tahu isi kepala begitu cetek," cuit Fadli di akun Twitter miliknya pada Senin (29/4). "Kita bisa debat soal ini panjang lebar. Tapi yang pasti, anda sedang menoreh luka baru di atas luka lama. PRRI adalah koreksi atas pemerintah pusat yang abai pada daerah dan ketika itu sangat dipengaruhi komunis."

Fadli Zon Soal Prabowo Menang di Provinsi Bekas Garis Keras: Sebaiknya Mahfud Belajar Sejarah

Twitter

Tak hanya Fadli, pernyataan Mahfud juga menuai protes dari para pendukungan Prabowo-Sandiaga Uno. Salah satunya Said Didu yang merupakan mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Said yang berasal dari Sulawesi Selatan mendesak Mahfud untuk menjelaskan indikator yang ia gunakan sehingga berakhir pada kesimpulan semacam itu.

"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mohon jelaskan indikator yang profesor gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang-orang garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami," cuit Said di akun Twitter miliknya pada Sabtu (27/4). "Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI untuk menjaga kehormatan. Inikah yang dianggap keras?"

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru