Pilpres Usai, PBNU Imbau Masyarakat Kembali Damai dan Toleransi
Instagram/nahdlatululama
Nasional

PBNU Menilai Masyarakat di Indonesia Masih Terpecah Menjadi Dua Kubu Walaupun Pelaksanaan Pilpres 2019 Sudah Usai. Padahal Agama Islam Mengajarkan Umatnya Untuk Terus Menyambung Silaturahmi dan Bertoleransi.

WowKeren - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menyisakan permasalahan yang cukup pelik yakni perpecahan di antara masyarakat. Menurut PBNU masyarakat Indonesia masih terpecah menjadi dua kubu sekalipun Pilpres 2019 telah berakhir pada 17 April lalu.

Prihatin akan hal tersebut, PBNU mengimbau agar seluruh umat Muslim di Tanah Air menghentikan rasa permusuhan dan kembali saja pada prinsip-prinsip agama Islam. PBNU berpendapat Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk selalu menyambung tali silaturahmi, saling memaafkan, dan bertoleransi. Oleh karena itu PBNU mengimbau agar ajaran itu kembali dipegang teguh dan diamalkan.

”Mari kita kembali terhadap prinsip-prinsip agama Islam,” ujar Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam acara Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim Untuk Kemaslahatan Bangsa pada Jumat (3/5). “Islam melarang kebencian, dendam, dan bermusuhan yang berkepanjangan.”


Said menjelaskan setiap umat Muslim dilarang untuk menyimpan dendam dengan orang lain apalagi bila berujung sampai tidak saling menyapa. Said juga mengingatkan umat Muslim yang bermusuhan harus kembali berbaikan dalam waktu tiga hari. “Bahkan tidak menyapa dan saling diam selama tiga hari itu sudah dikutuk oleh malaikat,” kata Said menegaskan.

Dalam acara yang dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta itu Said juga mengecam keras munculnya ulama-ulama yang kerap melontarkan pernyataan yang berpotensi memecah-belah masyarakat. Ia menuturkan seharusnya ulama itu menjadi tauladan dan mempersatukan umat. Menurutnya, para tokoh agama itu semestinya memberi pencerahan dalam kehidupan dan bukan menakut-nakuti jemaahnya. Sehingga ulama-ulama seperti itu patut dipertanyakan ilmu keagamaannya.

”Peran ulama dalam hal ini memelihara masyarakat, mengayomi masyarakat, menunjukkan jalan yang benar,” kata Said seperti dilansir dari laman Okezone, Sabtu (4/5). “Karena para ulama selalu memberikan contoh bicara yang benar, tidak pernah bohong, tidak pernah mengadu domba, tidak fitnah apalagi ujaran kebencian.”

Said juga meminta masyarakat untuk memilah dan memilih ceramah atau perkataan dari pemuka agama. Ia mengimbau supaya masyarakat juga tak mudah termakan omongan dari ulama yang kredibilitasnya masih diragukan, terutama yang berpotensi menimbulkan permusuhan dan dosa besar. Menurutnya ulama yang bisa dijadikan panutan adalah mereka yang mengedepankan pendekatan yang lembut dan baik sebagaimana Nabi Muhammad SAW berdakwah.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru