Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru Haris Azhar menyoroti kasus pelanggaran HAM yang tak kunjung diselesaikan oleh pemerintah saat ini, termasuk kasus Marsinah yang terjadi pada 1993 lalu.
- Zodiak Yanuarita
- Kamis, 09 Mei 2019 - 13:40 WIB
WowKeren - Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru Haris Azhar menyoroti pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Haris pesimistis pemerintah saat ini mau mengungkap kasus pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus Marsinah.
"Enggak bisa berharap kepada rezim ini atas kasus Marsinah," kata Haris di Kantor Lokataru, Jakarta, Rabu (8/5). "Dan kasus pelanggaran HAM masa lalu lainnya."
Menurut Haris, pemerintahan Jokowi-JK diisi oleh orang-orang yang diduga ikut bertanggung jawab dalam kasus pelanggaran HAM masa lalu. Itulah sebabnya mengapa kasus pelanggaran HAM tidak mungkin diselesaikan oleh rezim yang memerintah saat ini.
"Rezim yang ada saat ini berpesta pora dengan orang-orang yang berlumuran darah di masa lalu," tegas Haris. "Jadi ya enggak mungkin diselesaikan oleh rezim ini."
Ada begitu banyak kasus pelanggaran HAM di masa lalu, termasuk kasus Marsinah. Selain kasus Marsinah, ada Tragedi 1965 dimana terjadi pembantaian terhadap mereka yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI). Ada pula Tragedi Trisakti yang belum terselesaikan hingga saat ini, dimana aparat menembaki mahasiswa yang sedang melakukan aksi demonstrasi.
Fakta mengenai apa yang terjadi dalam kasus-kasus tersebut harus diungkap secara menyeluruh. Bukan untuk saling menjatuhkan, melainkan untuk menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang tegak hukumnya.
"Tujuannya bukan untuk dendam-dendaman," tegas Haris. "Tetapi untuk membangun satu patokan ke depan, bahwa penegakan hukum itu harusnya seperti apa."
Pada 8 Mei 1993, Marsinah ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk pematang sawah di Desa Jagong, Nganjuk. Hal itu terjadi setelah Marsinah menggalang aksi mogok kerja dari perusahaannya karena gaji yang tak sesuai UMR. Hasil visum menunjukkan bahwa Marsinah mengalami luka dalam yang cukup parah.
(wk/zodi)
