AHY Bertemu Dengan Yenny Wahid dan 8 Kepala Daerah Lain di Bogor, Ada Apa?
Instagram/yennywahid
Nasional

Para tokoh tersebut bertemu di Museum Balai Kirti, Bogor, pada Rabu (15/5). Beberapa Kepala Daerah yang turut hadir adalah Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

WowKeren - Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, berkumpul bersama 8 Kepala Daerah di Museum Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (15/5). 8 Kepala Daerah tersebut adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkiflimansyah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Bogor Bima Arya, dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.

Selain itu, hadir pula putri kedua Gus Dur, yakni Yenny Wahid. Ridwan Kamil lantas mengungkapkan alasan pertemuan tersebut.

"Jadi sebenarnya di daerah-daerah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, NTB, ada fenomena kegelisahan yang sama," ujar Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut dilansir Tempo pada Kamis (16/5). "Itu terbaca di akar rumput di media, di medsos."

Menurut Kang Emil, AHY, Yenny, serta para Kepala Daerah lain menginginkan adanya kedamaian pasca Pemilu. Namun, apabila kedamaian tersebut hanya digaungkan oleh satu orang maka tentu tidak akan maksimal.

"Akhirnya atas inisiasi Kang Bima (Wali Kota Bogor Bima Arya)," jelas Kang Emil. "Karena Bogor tempat yang paling pas ingin mengisi ruang-ruang informasi mulai hari ini, besok, sampai tanggal 22 jangka panjang dengan informasi-informasi menyejukkan dari para pemimpinnya."


AHY, Yenny, serta para Kepala Daerah lain disebut telah sepakat akan memberikan informasi yang membawa gagasan kerukunan perdamaian. Hal ini demi melawan ruang-ruang informasi yang terlalu tegang dan melelahkan.

Tujuannya tentu agar bangsa Indonesia bisa terus maju. Kang Emil pun menjelaskan bahwa terkait hasil Pemilu, para tokoh tersebut sepakat untuk memberikan kesempatan bagi ruang aturan dan hukum untuk menyelesaikan perbedaan.

"Perbedaan itu sunatullah, pasti ada saja," ujar Kang Emil. "Tapi kita biasakan kehidupan berbangsa dan bernegara menyelesaikan perbedaan melalui kesepakatan aturan dan hukum yang sudah ada. Biarkan itu menjadi panglima yang terakhir."

Sementara itu, AHY mengaku bahwa para tokoh tersebut menangkap kekhawatiran masyarakat terkait situasi nasional pasca Pemilu 2019. AHY meminta jangan sampai hanya karena perbedaan pandangan politik, masyarakat Indonesia terbelah.

"Tetapi apa yang terjadi tentu kita rasakan bersama bahwa benih-benih perselisihan tetap tersemai dan ini tentu kita tidak harapkan. Karena bagaimanapun kita ingin Indonesia tetap utuh," ucap AHY. "Walaupun kita semua memiliki pandangan, referensi, dan pilihan politik yang berbeda-beda, bahkan dalam keluarga pun ada perbedaan antara persahabatan juga sering kita temukan perbedaan yang fundamental, tetapi jangan sampai itu semua kita kemudian kita jadikan permusuhan itu abadi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru