Wiranto Minta Aparat Pakai Pentungan Amankan KPU: Simpan Saja Senapannya
Nasional

Menkopolhukam Wiranto menilai penggunaan senjata api untuk mengamankan massa saat ini tidak diperlukan, namun cukup menggunakan pentungan saja, itu pun jika diperlukan.

WowKeren - Menkopolhukam Wiranto menginstruksikan para personel TNI dan Polri untuk mengamankan aksi masa pada Rabu (22/5) mendatang. Bukan dengan senjata api, namun dengan pentungan.

Hal itu lantaran situasi kerusuhan saat ini berbeda dari kerusuhan yang pernah pecah pada 1998. Wiranto mengatakan bahwa dulu aparat harus memakai senapan lantaran lawannya juga memakai senjata serupa. Sedangkan sekarang pemakaian senjata api dinilai tak perlu.

"Kalau 1998 dulu enggak, senapan dipakai, pakai peluru hampa. Lawannya pakai peluru tajam bunuhin orang," kata Wiranto di Hotel Paragon, Jakarta, kamis (16/5). "Sekarang enggak, senapan simpen aja. Pakai pentungan aja. Itu pun kalau perlu aja dipakai."

Kelompok massa yang merupakan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berencana melakukan unjuk rasa saat pengumuman rekapitulasi hasil Pilpres 22 Mei mendatang. Ada juga elemen lain masyarakat yang berupaya menjaga gedung KPU dari aksi unjuk rasa tersebut.


Wiranto mengimbau agar personelnya yang akan menjaga KPU dan Bawaslu memakai baju putih. "Pakai baju putih saja, jadi kalau di sana takbir, sini takbir juga. Kita rangkul-rangkulan aja supaya enggak ada konflik," tutur Wiranto.

Pasukan tersebut diberi nama Asmaul Husna. Adapun pasukan ini awalnya dibentuk oleh Brimob Polri menjelang Aksi Bela Islam pada November 2016 lalu. Wiranto menilai pencegahan penumpukan massa sangat diperlukan untuk mencegah pecahnya konflik yang bisa menjadi bibit kerusuhan.

Tak hanya itu, Wiranto juga meminta Panglima Kodam dan Kapolda untuk menghalau massa yang hendak ke Jakarta saat pengumuman hasil rekapitulasi nanti. "Supaya enggak terjadi penumpukan di daerah, saya perintahkan Pangdam dan Kapolda, jangan biarkan masyarakat keluar daerah menuju Jakarta. Selesaikan masalah di sana," ujar Wiranto.

Ia meminta agar masyarakat diberi pemahaman bahwa tidak perlu datang ke Jakarta sebab Pemilu sudah selesai. "Jelaskan ke masyarakat tidak perlu ke sana (Jakarta). Pemilu sudah selesai, sudah ada hasilnya. Percuma sampean ke sana, puasa lagi, sahurnya di mana, bukanya di mana tidak jelas. Mereka mikir pasti," terang mantan Ketua Umum Partai Hanura tersebut.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel