Andi berharap pertemuan tersebut dapat meredam gejolak masyarakat. Hal tersebut lantaran aksi yang berlangsung hingga saat ini, Rabu (22/5) telah memakan korban jiwa.
- Nur Islamiyah
- Rabu, 22 Mei 2019 - 13:42 WIB
WowKeren - Aksi massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Selasa (21/5) kemarin berakhir ricuh. Bahkan terjadi pembakaran Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta Pusat oleh orang tak dikenal pada Rabu (22/5) dini hari tadi. Hal tersebut diduga berhubungan erat dengan aksi massa di Bawaslu.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk mematikan televisi dan segera bertemu. Ia berharap pertemuan tersebut dapat meredam gejolak masyarakat. Hal tersebut lantaran aksi berlangsung hingga saat ini, Rabu (22/5) telah memakan korban jiwa.
Andi juga mengatakan bahwa tidak ada satu elit politik baik dari pihak Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga yang angkat suara atas kerusuhan yang terjadi. Ia menyebut bahwa korban jiwa yang ada lantaran persaingan Jokowi dan Prabowo dalam Pilpres 2019.
" Korban nyama sudah terjadi, para petinggi dan elite politik dari 01 dan 02 terbius menikmati tawuran rakyat melawan aparat," tulis Andi dalam akun Twitter miliknya. "Tak ada satu pun yang bicara. Pak Jokowi dan Pak Prabowo matikan televisi, bertemulah."
Sementara itu, korban tewas dalam bentrokan polisi dan massa aksi demo Pilpres kini telah mencapai 6 orang. Informasi ini berdasarkan pada data yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Rabu (22/5) pukul 09.00 WIB.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan bahwa di RSUD Tarakan terdapat korban tewas yang dibawa sejak Rabu pagi. "Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal, ini data per jam 9," ungkap Anies di RSUD Tarakan.
Enam korban tersebut terbagi di 5 rumah sakit. Dua orang di RS Pelni, satu orang di RSAL Mintoharjo, satu orang di RSCM Cipto Mangunkusumo, satu orang di RS Budi Kemuliaan, dan satu orang di RSUD Tarakan.
(wk/nris)