3 Orang Mahasiswa ITB dan UGM Terciduk Jadi Joki Tes Masuk Fakultas Kedokteran
Nasional

Di tengah ujian, pengawas mendapati peserta yang memberikan kertas jawaban ke peserta lain dan setelah dikonfirmasi, diketahui bahwa ada empat orang yang bertindak sebagai joki.

WowKeren - Panitia pelaksana ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya mengamankan empat orang joki pada Selasa (21/5). Adapun tiga orang di antaranya merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi ternama.

Pengamanan ini dibenarkan oleh Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Lincolin Arsyad. Arsyad mengatakan bahwa dua orang joki merupakan mahasiswa UGM, seorang adalah mahasiswa ITB, dan yang seorang lagi merupakan lulusan SMA.

"(Joki) yang dari universitas saya sendiri dua (mahasiswa) UGM," kata Arsyad, Rabu (22/5). "Terus yang satu dari ITB, yang satunya baru tamat SMA, jadi dia ikut jadi joki tapi dia baru tamat SMA."

Penangkapan joki dilakukan saat ujian masuk berbasis komputer (CBT) sedang berlangsung. Di tengah ujian, pengawas mendapati peserta ujian yang membagikan kertas jawaban ke peserta lainnya. Setelah dilakukan konfirmasi, diketahui bahwa keempat orang ini adalah joki.


"Menurut laporan dari pengawas malah mereka, si joki ini bagi-bagikan kertas jawaban," jelas Arsyad. "Lha ternyata setelah dikonfirmasi oleh petugas atau pengawasnya ternyata mereka joki. Jadi mereka joki yang juga mendaftar sebagai peserta."

Setelah dilakukan interogasi lebih lanjut, diketahui bahwa tarif menggunakan jasa joki ini sebesar Rp 125 juta. Namun, uang tersebut tak langsung diberikan pada sang joki melainkan disalurkan ke makelar. Sedangkan jokinya sendiri hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil, sekitar Rp 5-10 juta saja.

"Dia bayarnya Rp 125 juta, tapi ternyata tidak langsung ke joki, kayaknya ada koordinatornya, ada makelarnya," tutur Arsyad. "Jadi ketika saya tanya sama jokinya, ada yang dapat Rp 10 juta, ada yang dapat Rp 5 juta. Lha berarti yang untung banyak bandarnya."

Selanjutnya, pihak UM Surabaya telah melaporkan joki-joki tersebut ke polisi. "Saya kurang tahu teknis (pelaporannya). Karena saya kan cuma ngeliat aja. Setelah itu saya ada pekerjaan yang lain, saya cuma ketemu sebentar dengan anak-anak itu. Mungkin bisa dicek ke rektornya (UM) Surabaya saja, Pak Suka," pungkas Arsyad.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait