Manusia Tertua Indonesia Meninggal di Usia Hampir 2 Abad, Ternyata Pernah Temani Bung Karno Ritual
Twitter/JeparaHariIni
SerbaSerbi

Menurut data kependudukan Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, pria bernama Arjo Suwito tersebut lahir pada tahun 1825. Mbah Arjo pun meninggal pada Selasa (21/5).

WowKeren - Harapan hidup manusia di Indonesia pada 2019 rata-rata 71 tahun. Ini artinya, tak banyak orang di Indonesia yang hidup dan mencapai usia 100 tahun.

Namun rupanya hal ini tidak berlaku bagi Arjo Suwito. Kakek asal Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar ini diklaim mencapai usia 193 tahun.

Sayangnya, pria yang akrab disapa Mbah Arjo tersebut telah meninggal pada Selasa (21/5) malam. Mbah Arjo mengembuskan napas terakhir usai dirawat di RSUD Mardi Waluyo, Wlingi, sejak Jumat (17/5).

Berdasarkan data di balai desa, Mbah Arjo merupakan pria kelahiran 1825. Namun, semasa hidupnya kakek tersebut mengklaim sudah berusia lebih dari 200 tahun atau 2 abad.

Sejak tahun 1990-an, Mbah Arjo tinggal di lereng Gunung Kelud bersama anak ke-18 dari istrinya yang ke-6, Ginem. Tepatnya, Mbah Arjo dan Ginem tinggal di Gunung Gedang, lokasi ini berjarak 10 kilometer dari puncak Gunung Kelud.

Sebelum meninggal, Mbah Arjo sempat ditemui oleh Tribun Jatim pada 14 April 2018. Mbah Arjo rupanya tinggal di rumah sederhana berukuran 3 x 4 meter. Dinding rumahnya hanya terbuat dari bambu dan atapnya terdiri atas alang-alang bercampur jerami.

"Sejak saya tinggal di sini (1990-an), ya ini rumah saya," terang Mbah Arjo. "Ini saya tempati dengan anak perempuan saya."


Meski mengaku tak pernah pergi kemana-mana, Mbah Arjo rupanya memiliki sejumlah pengalaman menarik. Salah satunya adalah pertemuannya dengan Presiden Soekarno dan pahlawan Pembela Tanah Air (PETA), Supriadi, saat zaman perjuangan.

Mbah Arjo kala itu masih tinggal di Dusun Sukomulyo. Ia diminta Bung Karno dan Supriadi untuk menemani mereka melakukan ritual di lereng Gunung Kelud yang kini menjadi tempat tinggalnya.

"Saat itu saya sudah tua. Pak Karno dan Pak Supriadi masih jejaka. Sehingga kalau memanggil saya mbah," jelas Mbah Arjo. "Kalau ritual, saya hanya duduk di sampingnya sampai terdengar ayam berkokok. Namun, antara pak Karno dan Pak Supriadi, seingat saya tak pernah melakukan ritual bersama di sini. Saat itu saya lupa sedang terjadi peristiwa apa di Indonesia. Namun sepertinya sebelum kemerdekaan."

Tempat duduk Bung Karno kala ritual itu yang kini menjadi gubuk tempat Mbah Arjo tinggal. Mbah Arjo juga mengaku sering bertemu Bung Karno dalam mimpi.

"Selama tinggal di sini, saya memang sering bermimpi bertemu Pak Karno," ungkap Mbah Arjo. "Bahkan dalam mimpi saya itu, Pak Karno sering berkunjung ke sini."

Selain itu, Mbah Arjo juga sempat berbagi tips agar memiliki hidup panjang. Mbah Arjo mengaku dirinya hanya makan sayur yang ditanam sendiri serta minum air putih. Ia tak pernah makan lauk pauk lantaran memang tak tersedia.

"Pesan saya jangan banyak pikiran, agar tak selalu kepikiran. Jangan menyakiti orang, supaya tak jadi beban," pesan Mbah Arjo. "Seperti saya tinggal di sini ini. Siapa yang saya sakiti, wong tak ada orang lain selain anak saya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait