Polri Selidiki Keterlibatan Tim Mawar Dalam Kerusuhan 22 Mei
Twitter
Nasional

Tim yang eksis pada masa-masa akhir orde baru ini kembali mencuat di hadapan publik setelah dilaporkan oleh sebuah media atas dugaan keterlibatan dalam kerusuhan 22 Mei.

WowKeren - Tim Mawar sempat menjadi buah bibir masyarakat Indonesia pada masa-masa akhir orde baru. Tim yang tergabung dalam Kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV TNI AD ini diduga melakukan penculikan aktivis dalam tragedi 1998.

Lama tak terdengar gaungnya, nama tim ini kembali mencuat dan diduga terlibat dalam kerusuhan 22 Mei 2019 lalu. Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo lah yang pertama kali mencuatkan kembali nama ini.

Kepolisian akhirnya menindaklanjuti laporan ini. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra menuturkan bahwa penyidik terus menggunakan berbagai sumber untuk mengungkap kasus kerusuhan 22 Mei tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan Polri akan memperhatikan informasi dari Tempo.

"Sehubungan dengan adanya keterlibatan salah satu tim begitu, istilahnya, itu sedang dilakukan pendalaman," ungkap Asep dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/6). "Pada prinsipnya penyidik melakukan upaya-upaya penyelidikan dengan memperhatikan berbagai sumber informasi, termasuk dari media tersebut."

Dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019, mantan anggota Tim Mawar bernama Fauka Noor Farid diduga terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut. Fauka juga disebut berada di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin saat kerusuhan terjadi.


Dalam transkrip percakapan yang diperoleh Tempo dari pihak kepolisian, Fauka menyebutkan bagus jika terjadi kekacauan, apalagi jika sampai menimbulkan korban. Bukti lain yang menguatkan dugaan Tempo dapatkan dari dua sumber di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Sumber tersebut, ujar Tempo, menyatakan bahwa Fauka ikut merancang demonstrasi yang terjadi di Bawaslu pada 21 dan 22 Mei lalu. Rapat terkait perencanaan aksi disebut dilakukan di Kantor BPN, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan dan di hotel dekat Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.

Kendati demikian, Tempo juga mencantumkan bantahan yang Fauka sampaikan. Fauka membantah sedang berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan. Ia juga membantah dirinya menginginkan korban dari peristiwa tersebut.

Namun Asep menyebut pihaknya masih mendalami laporan tersebut. Terutama salah satu sumber yang disebut berasal dari pihak kepolisian.

"Kami tidak pernah memberikan informasi sebegitu terbuka," ujar Asep, dilansir dari laman Kompas, Selasa (11/6). "Dalam arti begini, bahwa semua itu masih dalam penyelidikan kami."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru