Wasekjen PAN Faldo Maldini Bongkar Alasan 'Prabowo Tidak Akan Menang Pemilu di MK'
Nasional

Wasekjen PAN sekaligus juru bicara BPN, Faldo Maldini, membuat video bertajuk 'Prabowo Tidak Akan Menang Pemilu di MK'. Ia mengaku sadar akan konsekuensi yang dapat diterimanya.

WowKeren - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Faldo Maldini, memprediksi bahwa paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak akan menang Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Paslon 02 diketahui memang telah mengajukan gugatan hasil Pilpres ke MK.

Hal tersebut diungkapkan Faldo dalam sebuah video bertajuk "Prabowo Tidak Akan Menang Pemilu di MK" yang diunggahnya ke YouTube pada Minggu (16/6). Dalam video berdurasi 8 menit 40 detik tersebut, Faldo yang juga merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tersebut membongkar alasan mengapa paslon 02 dinilainya tak akan menang. Ia juga menyadari konsekuensi yang dapat diterimanya karena telah membuat video tersebut.

"Di video lalu gue bilang pemilu curang dan Pak Prabowo akan kesulitan di MK, karena enggak punya saksi, karena enggak punya C1," tutur Faldo dalam video tersebut. "Gue yakin banget lu pasti bilang gue pengkhianat, lu pasti bilang gue penakut, lu pasti bilang 'wah udah jadi cebong'. Tapi satu hal yang perlu lu ingat dan lu mesti catat ini baik-baik: 'Teman yang baik adalah orang yang selalu menyatakan yang benar walaupun itu pahit'."

Menurut Faldo, untuk dapat membuktikan adanya kecurangan Pilpres, tim Prabowo-Sandi membutuhkan bukti form C1 dari ratusan ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dan hal tersebut dinilainya sangatlah berat.

"Asumsi gue, Prabowo-Sandi menangnya mungkin lu bayangin sekitar 5 atau 10 persen, itu bisa ratusan ribu TPS yang harus kita butuhin untuk pemungutan suara ulang," jelas Faldo. "Taruhlah 200 ribu nih TPS yang dibutuhin TPS-nya, itu seperempat dari total TPS Indonesia. Itu sih menurut gue se-Pulau Jawa nih TPS-nya dikumpulin, segitu deh kayaknya. Jadi untuk membuktikan bukti 200 ribu TPS, C1-nya itu, itu berat banget sih."


Faldo juga menyampaikan isu ketidakpercayaan pada proses Pemilu yang kerap digaungkan oleh Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto. Menurut Faldo, hal ini justru dapat dimanfaatkan oleh tim Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk mengembalikan rasa percaya publik.

"Kita coba lihat apa yang dimasukin oleh BPN, oleh Pak Bambang Widjojanto ya, nge-lead ya belakangan gue lihat, bahwa yang disampaikan adalah ketidakpercayaan pada proses pemilu yang terjadi," terang Faldo. "Gue melihat ini adalah sebagai delegitimasi pemilu untuk kemenangan 01 dan menurut gue, 01 punya PR untuk memulihkan kembali trust publik."

Tak hanya itu, Faldo juga mengingatkan para pendukung Capres-Cawapres agar tidak saling bully. Pasalnya, hal ini akan memperberat adanya proses rekonsiliasi.

"Jadi menurut gue, sekali lagi ya, 01 ini punya legitimasi hukum tapi belum tentu punya legitimasi secara publik," ujar Faldo "Jadi kalau lu pendukung 01 semakin nge-bully pendukung 02, ketika kandidat lu dilantik nanti, itu akan semakin berat untuk rekonsiliasi." 

Meski demikian, Faldo tetap memuji sikap Prabowo-Sandi yang bersedia menempuh jalur konstitusional dan menghimbau pendukungnya untuk tidak datang ke MK. Menurutnya, Prabowo telah bersikap kesatria dengan mencoba menyampaikan kebenaran.

"Makanya, feeling gue Pak Prabowo sudah membaca hal ini dan dengan jiwa kesatria beliau mengatakan, 'Sudahlah, tolong doakan dan jangan beramai-ramai ke MK'," ungkap Faldo. "Itu menurut gue adalah sikap kesatria karena memang jalan ke MK adalah jalan konstitusional yang dipilih oleh Prabowo-Sandi dan kita harus menghargai hasilnya. Setidaknya Prabowo-Sandi sudah mencoba menyampaikan kebenaran walaupun mungkin bisa jadi ini bukan kebenaran oleh hakim MK, mungkin hakim MK punya versi kebenaran yang lain."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru