Kriss Hatta kembali menjalani sidang pemalsuan buku dokumen pernikahannya dengan Hilda Vitria dengan agenda pembacaan nota pembelaan yang juga dihadiri oleh sang ibunda.
- Neressa Prahastiwi
- Senin, 24 Juni 2019 - 20:55 WIB
WowKeren - Kriss Hatta kembali menjalani sidang pemalsuan dokumen pernikahan pada hari ini, Senin (24/6). Agenda sidang hari ini ialah pembacaan nota pembelaan atau pledoi oleh Kriss.
Selama membacakan pledoi, Kriss sempat menangis. Begitu pun sang ibunda, Tuty Suratinah, yang tampak menghadiri persidangan. Usai persidangan, Tuty mengungkapkan kesedihannya kepada awak media.
Ibunda Kriss menyayangkan salah satu tuntutan Hilda yang merasa dirugikan di salah satu acara televisi. Namun, Hilda tak menyertakan surat kontrak acara yang dimaksud dalam tuntutannya. Hal tersebut membuat Tuty merasa sang putra tidak mendapat keadilan.
"Acara bungkus itu kan udah enggak heran. Yang merugikan itu dirugikan apa. Itu pun enggak dibawa ke pengadilan," ujar Tuty saat ditemui WowKeren di Pengadilan Negeri Bekasi, Jawa Barat pada Senin (24/6). "Tapi di pengadilan Kriss katanya merugikan Hilda di acara RCTI. Tapi di pengadilan juga enggak ada surat kontrak atau apa."
"Jadi keadilan apa ini buat Kriss," lanjut ibunda Kriss. "Itu yang bikin mamanya sakit. Bukan anakku aja yang sakit, aku juga sakit."
Ibunda Kriss lantas hanya dapat berharap apabila Hilda dan sang mama segera mendapat hidayah. Tuty mengaku dirinya dan sang putra tak memiliki pikiran buruk sama sekali kepada Hilda.
"Pesan buat Hilda dan mamanya, semoga mereka diberi hidayah bisa masukin Kriss ke dalem (penjara)," tutur ibunda Kriss. "Kita enggak ada pikiran jelek, pikiran jahat. Kriss pun iya."
Tuty semakin tak kuasa menahan air matanya ketika mengingat sang putra disebut manusia halu hingga kere. Sebagai seorang ibu, Tuty berharap Hilda mengingat masa-masa indahnya bersama Kriss di masa lalu.
"Makanya ketika anakku dihina manusia halu, manusia kere, sedih. Sakit aku," tandas Tuty. "Jangan dilihat sekarang enggak ada duit, dulu kan juga ada uang. Itu yang tante enggak tahan sedih saat ini."
(wk/nere)
