Disebut Pantas Ditawari Gabung ke Kabinet Jokowi, Gerindra: Wajar Karena Potensi Kami Besar
Instagram/fraksipartaigerindra
Nasional

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Arsul Sani sebelumnya menyebutkan bahwa Gerindra pantas untuk ditawari bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Kerja karena memiliki sikap kesatria selama Pemilu.

WowKeren - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo alias Jokowi-Ma'ruf Amin menilai bahwa Partai Gerindra pantas ditawari untuk bergabung ke kabinet Jokowi untuk periode selanjutnya. Terkait hal ini, Gerindra memberikan tanggapan.

Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid menilai bahwa tawaran tersebut adalah wajar. Sebab menurutnya, Gerindra memiliki potensi yang cukup besar sebagai Parpol. Dikatakannya, Gerindra adalah partai yang disiplin dan konsisten serta memiliki komitmen kebangsaan yang tak perlu diragukan.

"Kami sampaikan terima kasih atas pandangan tersebut," kata Sodik, Selasa (25/6). "Pandangan yang sangat wajar dan sangat tepat mengingat potensi Gerindra yang besar, karakter Gerindra yang disiplin dan konsisten, komitmen kebangsaan Gerindra yang sangat serius, serta kinerja dan militansi Gerindra."

Terkait apakah Gerindra akan menerima atau tidaknya tawaran tersebut, hal itu akan menjadi kewenangan Prabowo Subianto sebagai ketua umum. Ia mengatakan bahwa Prabowo akan membicarakan hal ini dengan semua unsur partai termasuk dewan pembina hingga DPD dan DPC.


"Soal menerima atau menolak tawaran itu sepenuhnya hak pimpinan," lanjut Sodik. "Pak PS (Prabowo Subianto) akan membicarakan dengan Dewan Pembina, Dewan Pakar, DPP, dan DPD , DPC se-Indonesia."

Sebelumnya, TKN Jokowi-Ma'ruf menyebut bahwa Gerindra pantas mendapatkan tawaran untuk bergabung ke koalisi. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Arsul Sani. "Ada juga yang berpendapat, kalaupun partai koalisi di pemerintahan yang akan datang mau bertambah, Gerindra pantas ditawari," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/6).

Bukan tanpa alasan, Arsul menilai bahwa Gerindra adalah parpol yang telah menunjukkan sikap kesatria selama Pemilu 2019. Hal tersebut diwujudkan dengan langkah Gerindra yang memperkarakan keberatan hasil Pilpres melalui jalur hukum.

"Ada memang sebagian partai-partai di KIK yang, katakanlah, memberikan penghormatan lebih kepada Gerindra," lanjut Arsul. "Kenapa? Karena dianggap Gerindra lawan kontestasi yang gentleman, yang menggunakan jalur sesuai UU untuk kontestasi."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait