Eks Gubernur Jatim Soekarwo Didorong Gantikan SBY di Demokrat Lantaran Akrab Dengan Megawati
Nasional

Anggota Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Sahat Saragih, mengaku akan mendorong Soekarwo dalam Kongres Luar Biasa untuk menggantikan posisi SBY.

WowKeren - Isu mengenai pengganti posisi Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat terus bergulir. Kini, anggota Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Sahat Saragih, menyebut yang paling cocok untuk menggantikan SBY adalah mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Salah satu alasan Sahat mendorong Soekarwo untuk menggantikan SBY adalah kedekatan sang mantan Gubernur dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. "Karena beliau lebih bersahabat dengan penguasa, terlebih dengan Bu Mega," jelas Sahat dilansir CNN Indonesia pada Rabu (3/7).

Kedekatan Soekarwo dengan Megawati ini berkebalikan dengan SBY. Diketahui, selama ini ada konflik panjang di antara Presiden RI ke-5 dengan Presiden RI ke-6 tersebut.

Menurut Sahat, kedekatan Soekarwo dengan Mega bisa menjadi sebuah bekal dalam memperbaiki citra Partai Demokrat yang dinilainya mengalami kemunduran selama dipimpin oleh SBY. "Tentu sebagai partai harus membuat strategi kemenangan terutama Soekarwo tipe pemimpin pekerja keras dan selalu berhasil," ujar Sahat.


Sementara itu, Sahat mengaku pihaknya akan mendorong agar Soekarwo ikut Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memecat SBY dari ujung tombak kepemimpinan Demokrat. "Beliau (Soekarwo) Kader Partai Demokrat. Melalui Kongres, beliau ikut, bila menang ya jadi Ketum," ungkap Sahat.

Kedekatannya dengan Megawati bukan menjadi satu-satunya alasan Sahat untuk mendorong Soekarwo. Mantan Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut juga dipastikan akan diterima oleh DPD dan DPC, serta semua kader Partai Demokrat. "Tentu (Soekarwo tak berkonflik dengan Mega) dan beliau diterima oleh DPD dan DPC begitu juga di semua kader," ungkap Sahat.

Di sisi lain, desakan agar SBY mundur dari jabatan Ketua Umum sebelumnya datang dari pendiri Demokrat lain, Hengky Luntungan. Menurut Hengky, SBY merupakan Ketua Umum yang "tinggal kelas" hingga dua kali. Pasalnya, SBY dinilai telah menghilangkan lebih dari setengah suara pendukung Demokrat dalam 2 periode Pemilu.

"SBY menganut sistem partai dinasti," terang Hengky. "Dan sering melakukan manajemen konflik atau menyingkirkan para pejuang partai yang telah berjasa kepadanya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait