Bantah PHK Ribuan Karyawan, Begini Penjelasan Dirut PT Krakatau Steel
Nasional

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk menilai bahwa perusahaan produsen baja tersebut terlambat melakukan transformasi sebagai langkah antisipasi untuk bersaing di luar negeri.

WowKeren - PT Krakatau Steel Tbk menepis kabar yang menyebut bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan merumahkan ribuan karyawannya. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim membenarkan jika perusahaan tersebut memang melakukan restrukturisasi untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Karim menjelaskan bahwa Krakatau Steel memiliki sebanyak 6.264 posisi unit kerja. Per Maret 2019, terdapat 4.453 orang tenaga kerja di unit tersebut. Dikatakannya, jumlah sebanyak ini tidak efisien sehingga hanya akan membebani biaya perusahaan.

Untuk itu langkah efisiensi yang diambil adalah dengan memangkas 30 persen dari jumlah tersebut. Sekitar 1.879 unit kerja akan mengalami pemangkasan secara bertahap hingga 2020 mendatang. Dengan berkurangnya unit kerja ini, nantinya akan membuat unit kerja di perseroan tinggal 4.385 posisi.

Karim mengakui jika selama ini Krakatau Steel terlambat dalam melakukan transformasi perusahaan. Transformasi perusahaan diperlukan sebagai langkah antisipasi terhadap persaingan di luar negeri.


"Struktur seperti ini bukan lagi struktur yang tepat," kata Karim dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (5/7). "Krakatau Steel terlambat transformasi diri yang seharusnya sudah harus dilakukan tahun sebelumnya untuk antisipasi daya saing di luar negeri."

Namun, ia menekankan bahwa memangkas unit kerja bukan berarti melakukan PHK. Karyawan yang mengalami pemangkasan tersebut nantinya akan dialihkan ke entitas lainnya. Krakatau Steel sendiri memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di luar sektor baja. Dengan memindahkan karyawan ke sejumlah anak perusahaan yang lainnya, maka beban Krakatau Steel sebagai induk perusahaan akan menjadi lebih ringan.

"Kalau saya keluarkan (spin off) ke anak dan cucu perusahaan otomatis karyawan Krakatau Steel akan berkurang," tutur Karim. "Ketika itu berkurang artinya Krakatau Steel sebagai holding akan ramping."

Karim mengatakan bahwa persaingan industri baja kian ketat. Krakatau Steel tak hanya punya pesaing dari dalam tapi juga luar negeri. "Jepang dan Korea sudah mengantisipasi dari 20 tahun lalu, mereka melakukan perampingan. Krakatau Steel itu terlambat," jelas Karim.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru