Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Minta PNS Pendukung Khilafah Mundur
Nasional

Menurutnya PNS yang sudah terpapar radikalisme akan melakukan apapun untuk 'melawan', seperti dengan menyebarkan ideologi dan narasi melalui media sosial.

WowKeren - Permasalahan radikalisme di Indonesia memang tak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu banyak figur di pemerintahan yang mengambil sikap tegas untuk menumpas radikalisme, salah satunya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah provinsinya untuk mengundurkan diri apabila menjadi simpatisan khilafah. Ganjar mengaku sudah menemukan salah satu PNS yang terindikasi menjadi simpatisan organisasi terlarang yang mengarah kepada paham radikal.

"Sumpah janji menjadi PNS diingat lagi," ujarnya saat ditemui di Semarang, Selasa (23/7). "Kita ini memberi pelayanan kepada masyarakat."

"Kami sudah menemukan dari jejak digital, diduga terpapar radikalisme karena me-like organisasi terlarang dan khilafah. Dia admin (pengelola) organisasi perangkat daerah, jejak digitalnya terlacak," imbuhnya, seperti dikutip dari Tempo, Rabu (24/7). "Silakan baik-baik mundur saja."

Lebih lanjut, Ganjar pun meminta bagi setiap ASN untuk langsung menghadap dirinya apabila mulai terindikasi "membelot" dari ideologi Pancasila yang dianut di Indonesia. Ia berharap bisa ikut membantu mencarikan jalan keluar terbaik untuk masalah tersebut.


"Kalau secara detil sudah ada. Dan yang ada ini menjadi peringatan, kita mesti perhatian," katanya. "Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat."

Ganjar juga meminta Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk menindak tegas ASN yang terpapar paham intoleransi serta mendukung khilafah dan paham radikal. Kalau perlu, menurutnya, ASN terkait diberhentikan secepat mungkin. Ia berpandangan ASN yang terpapar paham radikalisme akan terus melakukan perlawanan melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial.

Upaya Ganjar dalam menumpas radikalisme memang cukup gencar. Sebelumnya politikus PDI Perjuangan ini juga melakukan Penelitian Khusus (Litsus) terhadap para kepala sekolah se-Jateng. Litsus ini ia gelar untuk mengidentifikasi mana kepala sekolah yang terpapar radikalisme dan yang tidak.

"Kami pun temukan tujuh yang teridentifikasi radikalisme," tutur Ganjar dalam sebuah acara talkshow di Melbourne, Australia, baru-baru ini. "Mereka langsung kami beri pertanyaan, mau mereka apa."

Menurutnya sekolah merupakan faktor penting dalam membangun radikalisme. Kesimpulan ini ia ambil setelah berdiskusi dengan mantan narapidana kasus terorisme beberapa waktu lalu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru