Sri Mulyani Nilai Ekonomi RI Belum Efisien: Banyak Perantara Daripada Yang Benar-Benar Kerja
Nasional

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut bahwa rasio produktivitas Indonesia atau ICOR (implemental capital to output ratio) masih berada di level 6 persen.

WowKeren - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia nilainya mencapai lebih dari Rp 2.200 triliun. Namun sayangnya, anggaran sebanyak ini masih belum bisa dilaksanakan secara optimal.

Adapun salah satu penyebabnya adalah karena alokasi biaya untuk suatu program lebih banyak digunakan untuk biaya penunjang dibandingkan substansi yang benar-benar dituju. Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut buka suara mengenai hal ini.

Sri menilai bahwa rasio produktivitas Indonesia atau ICOR (implemental capital to output ratio) masih berada di level 6 persen. Kondisi inilah yang menyebabkan biaya produksi di Indonesia masih mahal. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat menjadi peserta panel di acara Seminar Nasional Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8).


"ICOR kita di atas 6, biaya ekonomi kita pasti tinggi," kata Sri. "Itu karena banyak perantara daripada yang benar-benar kerja. Terlalu banyak pembahasan daripada yang mengerjakan."

Meski masih berada di level 6 persen, Sri menyebut bahwa angka itu masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya. ICOR Indonesia terus berada di kisaran angka 6,3 persen sejak 2016 hingga 2018. Yang mana, angka ini unggul di atas negara-negara berkembang lainnya di ASEAN yang hanya berada di level 3.

Adapun ICOR ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui seberapa efisien suatu negara dalam hal investasi. Dengan ICOR yang tinggi, maka biaya untuk produktivitas dari suatu investasi pun masih tinggi di tanah air.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan program-program agar biaya produktivitas bisa efisien. Misalnya dengan menerapkan sistem berbasis online. Penggunaan teknologi, dikatakan Sri, bisa memangkas inefisiensi yang ada. "Jadi dengan teknologi mengurangi inefisiensi," imbuh mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait