Belum Kondusif, Kemenlu Imbau WNI Tunda Pelesiran ke Hong Kong
Pexels/Jimmy Chan
Nasional

Kemenlu meminta WNI untuk selalu mengakses perkembangan situasi melalui aplikasi Safe Travel Kemlu. Apabila tidak mendesak, Kemenlu mengimbau agar perjalanan ke Hong Kong ditunda terlebih dahulu.

WowKeren - Sebagaimana diketahui, situasi politik di Hong Kong saat ini masih memanas. Kabar terakhir menyebut ribuan demonstran sudah mengambil alih kawasan bandara internasional Hong Kong dan menyebabkan aktivitas penerbangan sempat mengalami kelumpuhan.

Menanggapi demonstrasi tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pun mengeluarkan imbauan perjalanan. Dilansir dari Suara, Kemenlu mengimbau agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak ke Hong Kong memperhatikan pula kondisi terkini khususnya soal demonstrasi yang sporadis di berbagai lokasi melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.

Imbauan ini dikeluarkan Kemenlu pada Selasa (13/8) malam. Dalam imbauannya, Kemenlu meminta WNI untuk meninjau kembali rencana perjalanan mereka ke Hong Kong. Apabila tidak mendesak, Kemenlu menyarankan agar perjalanan ditunda terlebih dahulu hingga situasi lebih kondusif.

Sementara itu, untuk WNI yang menetap di wilayah Hong Kong diharap agar tetap tenang dan waspada. WNI pun diimbau agar menjauhi lokasi berkumpulnya massa dan tidak terlibat dalam kegiatan politik setempat. WNI juga diminta agar senantiasa mengikuti imbauan dari otoritas setempat serta memantau informasi di laman Facebook KJRI Hong Kong.


Kemenlu pun mencantumkan sejumlah kontak KJRI Hong Kong yang dapat dihubungi sewaktu-waktu terkait kondisi terkini negara tersebut. Kontak-kontak itu bahkan bisa diakses lewat WhatsApp. Atau WNI bisa mengontak melalui Tombol Darurat di aplikasi Safe Travel.

Sebelumnya, puluhan WNI yang terjebak di Bandara Hong Kong sudah berhasil dievakuasi pada Selasa (13/8). Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kemenlu Teuku Faisazyah menyatakan bahwa Satuan Tugas yang dipimpin oleh Plt Konsul Jenderal Mandala Purba berhasil mengevakuasi 47 orang WNI.

"47 rombongan atlet renang sudah tiba di KJRI pada jam 12.56 lewat tengah malam dan langsung beristirahat," ujar Faisazyah. "(Lalu ada empat orang anggota PMI) Kami sudah tawarkan mereka untuk kami bawa ke KJRI, namun mereka menolak dan lebih memilih untuk menunggu di bandara."

Untuk diketahui, ketegangan politik di Hong Kong bermula dari penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi oleh oposisi dan para aktivis pro demokrasi. Aksi protes ini berkembang dengan cepat menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokrasi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait