Jokowi bercerita kala menyaring calon-calon Menteri muda, terdapat banyak sekali nama yang masuk. Jokowi pun memiliki sejumlah pertimbangan dalam proses penyaringan tersebut.
- Zodiak Yanuarita
- Rabu, 14 Agustus 2019 - 16:00 WIB
WowKeren - Isu mengenai Menteri muda dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memang telah berembus sejak lama. Kini, Jokowi membocorkan bahwa dirinya telah memilih Menteri yang usianya di bawah 35 tahun dan di bawah 30 tahun untuk masuk dalam pemerintahan periode keduanya.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai," jelas Jokowi dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, dilansir Kompas.com pada Rabu (14/8). "Punya pengalaman manajerial yang kuat."
Saat ditanya apakah Menteri muda ini berasal dari perusahaan start-up, Jokowi hanya tersenyum. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tak mengiyakan, namun juga tidak menampik.
Setelah itu, Jokowi pun bercerita kala menyaring calon-calon Menteri muda, terdapat banyak sekali nama yang masuk. Jokowi pun memiliki sejumlah pertimbangan dalam proses penyaringan tersebut.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya," tutur Jokowi. "Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya."
Selain itu, Jokowi juga membocorkan bahwa Menteri muda ini akan duduk di Kementerian yang lama, bukan yang baru. "Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin telah mengungkapkan bahwa Jokowi menyiapkan Menteri dari kalangan muda. "Saya kira karena Pak Jokowi sudah membuat pernyataan bahwa nanti akan ada menteri yang muda. Bahkan beliau nyebut umur 25-30 (tahun) ya. Itu artinya berarti akan ada menteri yang (muda)," tutur Ma'ruf di Hotel Grand Cempaka pada 3 Juli 2019.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, pun mengaku setuju dengan adanya menteri milenial, asal mereka dipastikan memang bisa bekerja. Megawati juga menuturkan bahwa syarat minimal seorang calon menteri adalah mengetahui soal seluk beluk DPR RI. Pasalnya, DPR RI merupakan tempat untuk membuat UU, bertemu dan mengawasi rekan kerja, serta memutuskan RUU bersama pemerintah.
Di sisi lain, beberapa waktu lalu sempat beredar susunan Kabinet Kerja Jilid II, namun belakangan terungkap kabinet tersebut merupakan kabar bohong semata. Susunan itu tersebar di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
(wk/zodi)
