Ojol Asal Rusia Sudah 'Keliaran' di Indonesia, Kemenhub Malah Baru Tahu
Nasional

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengaku dirinya baru mengetahui keberadaan Maxim kala terjadi kericuhan antara ojol Rusia tersebut dengan ojek pangkalan.

WowKeren - Ojek online (ojol) asal Rusia, Maxim, telah mulai beroperasi di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Timur. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ternyata baru mengetahui hal tersebut baru-baru ini.

Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi, dirinya baru mengetahui keberadaan Maxim kala terjadi kericuhan antara ojol Rusia tersebut dengan ojek pangkalan. Ia pun ingin meminta klarifikasi terkait hal ini kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).

"Nah saya juga ingin tahu kalau ada pendaftaran (transportasi online) gitu gimana dari mereka (Kemenkominfo), apa langsung dibuka saja aplikasinya?" tutur Budi dilansir detikFinance pada Sabtu (17/8). "Karena saya enggak ngerti juga ujug-ujug ada ini."

Budi mengaku belum tahu sejak kapan ojol Maxim beroperasi di Indonesia. "Karena mereka di Kalimantan Timur sih. Jadi kita enggak tahu juga. Saya juga baru tahunya setelah kemarin ada ribut-ribut di sana antara ojek Maxim, dengan ojek pangkalan," jelas Budi.

Ojol memang cukup hanya meminta izin ke Kemenkominfo terkait aplikasinya. Namun, dari sisi pengawasan dan operasional, ojol tetap berada di bawah Kemenhub.


"Saya undang rapat Kemenkominfo, Direktur dari Aptika (Aplikasi dan Informatika) di situ," tutur Budi. "Saya ingin tahu sudah berapa sih yang mengajukan."

Sementara itu, Budi juga menyoroti munculnya pesaing Go-Jek dan Grab dalam pasar transportasi online. Hal ini dinilai Budi bisa berdampak negatif. Oleh sebab itu, Kemenhub harus bekoordinasi dengan Kemenkominfo selaku pemberi izin aplikator transportasi online.

"Kalau saya sih, kebanyakan yang daftar kan jadi enggak bagus kan suasana ini kan," ujar Budi. "Karena saya ingin tahu bisnis proses dari perusahaan-perusahaan start-up yang baru yang agak ke transportasi ya, saya ingin tahu seperti apa."

Kemenhub juga perlu memastikan supply dan demand transportasi online seimbang. Jangan sampai pengemudi terlalu banyak dan melebihi para pengguna jasa.

"Jangan sampai nanti begitu ada bukaan start-up baru katakan Maxim dan sebagainya, kemudian menerima kemitraan baru kan, nanti apa yang terjadi, banyaknya bukan main itu," pungkas Budi. "Antara demand dan supply enggak sebanding. Ribut lagi nanti."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait