Wiranto Minta Semua Pihak Saling Memaafkan Terkait Rusuh Papua, Sebut Tak Ada yang Rasis
Nasional

Menko Polhukam Wiranto juga berencana untuk pergi ke Papua dalam waktu dekat. Namun, ia mengaku kunjungan tersebut tak ada kaitannya dengan insiden dan kerusuhan yang baru terjadi.

WowKeren - Aksi demo di Manokwari, Papua Barat, yang dipicu oleh pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya berujung rusuh. Insiden ini lantas ditanggapi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto.

Wiranto meminta agar semua pihak saling memaafkan atas insiden tersebut. Selain itu, Wiranto juga meminta agar semua pihak bersabar dan tak terpancing emosi.

"Sudah ya, sabar," tutur Wiranto di Kantor Wakil Presiden pada Selasa (20/8). "Saling memaafkan, jaga ketenangan, jaga kedamaian, rawat persatuan. Itu saja."

Selain itu, Wiranto juga menilai tak ada tudingan rasis yang disampaikan oleh aparat keamanan kepada penghuni asrama. Mantan Panglima ABRI tersebut mengaku tak mau memperpanjang masalah itu.

"Apa sih rasis rasis, sudah selesai, kita maafkan semuanya," ujar Wiranto. "Wartawan juga saya harapkan sabar, mengabarkan kebaikan."


Sementara itu, Wiranto juga berencana untuk pergi ke Papua dalam waktu dekat. Meski demikian, ia mengaku kunjungan tersebut tak ada kaitannya dengan insiden dan kerusuhan yang baru terjadi.

"Tanpa ada insiden saya memang mau ke sana," ungkap Wiranto. "Ada upaya mendorong semangat bela negara. Sudah ada rencana mau ke sana."

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah buka suara terkait insiden rusuh Papua ini. Menurutnya, kerusuhan tersebut dipicu oleh kejadian yang menimpa warga Papua di Malang dan Surabaya.

"Kita sudah tahu bahwa hari ini ada kejadian di Manokwari. Ada aksi anarkis dan juga ada pemukulan massa," kata Tito di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8). "Ini dipicu karena kejadian di Jatim khususnya di Surabaya dan Malang. Ini tentu kita sesalkan."

Meski insiden di kedua kota tersebut telah diselesaikan, ada oknum yang berusaha memanfaatkan situasi tersebut untuk memicu kerusuhan yang lebih besar. Bahkan, tutur Tito, oknum itu nekat menyebarkan informasi bohong alias hoaks di media sosial.

"Muncul hoaks mengenai ada kata yang kurang etis dari oknum tertentu. Ada juga gambar seolah adik-adik kita dari Papua meninggal," jelasnya. "Ini berkembang di Manokwari kemudian terjadi mobilisasi massa."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel