Polda Jatim Pastikan Tak Ada Ujaran Rasis Saat Amankan Asrama Mahasiswa Papua
Nasional

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, memastikan penyelidikan sudah dilakukan secara menyeluruh kepada semua personel yang terlibat dalam pengamanan aksi malam itu.

WowKeren - Proses penyelidikan untuk mengusut tuntas dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya terus dilakukan. Diketahui pihak Propam dan Paminal Polda Jatim memeriksa seluruh anggota polisi yang melakukan pengamanan pada malam kejadian.

Berdasarkan hasil penyelidikan pada Kamis (22/8), terungkap bahwa tak ada satu pun anggota kepolisian yang mengeluarkan kata-kata bernuansa rasisme saat mengamankan aksi malam itu. Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera.

"Hasil pemeriksaan Propam dan Paminal Polda Jatim terhadap seluruh anggota yang melakukan pengamanan, baik di tingkat pelaksana sampai manajerial seperti Kapolsek dan Kasat," kata Barung, Jumat (23/8). "Tidak ada satu pun dari anggota kepolisian yang mengeluarkan kata-kata rasis atau labeling kata hewan kepada seseorang. Atau (melakukan) perbuatan tidak menyenangkan atau ujaran kebencian."

Pemeriksaan tersebut, ujar Barung, sudah Propam lakukan secara menyeluruh ke semua personel. Oleh karena itu, menurutnya, masalah pengamanan di asrama mahasiswa Papua sudah terang.


"Tidak ada satu pun (yang bertindak rasis). Itu clear sudah kami lakukan pemeriksaan pada hari Kamis, selesai Propam melaksanakan tugas pengamanan," jelas Barung, dilansir oleh Suara Surabaya. "Tidak ada satu pun anggota yang melakukan sarkasme (atau) ujaran kebencian."

Pemeriksaan yang dilakukan kepolisian ini adalah wujud usaha korps bhayangkara untuk menindak tegas pelaku rasisme terhadap mahasiswa Papua pada Jumat (16/8). Hal yang sama juga dilakukan oleh Kodam V/Brawijaya, Surabaya.

Tak tanggung-tanggung, Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Brigadir Jenderal Bambang Ismawan, mengaku siap memberikan sanksi tegas kepada siapapun anak buahnya yang terbukti bertindak rasis. Ia juga memastikan proses penyelidikan berjalan transparan.

"Hukuman bisa pencopotan jabatan, dan sebagainya. Kita lihat kesalahannya," ujar Bambang, Rabu (21/8). "Kami sampaikan bahwa sekarang dalam proses penyelidikan. Kami tidak bermaksud ingin menutupi atau mau melindungi anggota kami. Tidak."

Menurut Bambang, penyelidikan sementara menunjukkan dugaan aksi tersebut dilakukan oleh anggota TNI yang bertugas di wilayah Surabaya Timur. Kendati demikian, Bambang meminta agar masyarakat tetap bersabar hingga hasil resmi penyelidikan diungkap ke publik.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait