Merasa Belum Aman, Warga Gome Papua Masih Mengungsi Di Gereja
Nasional

Warga Gome di Papua merasa keadaan di daerahnya belum aman dari kericuhan aksi para pendemo. Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengungsi di gereja setempat.

WowKeren - Aksi ricuh akibat ujaran rasisme di Papua sudah mulai mereda. Hal ini ditandai dengan bertemunya Menko Polhukam Wiranto dengan para tokoh Papua pada Jumat (30/8) lalu untuk membuat kesepakatan mengakhiri ketegangan Papua.

Meski kerusuhan di Papua sudah mereda, Warga Distrik Gome Kabupaten Puncak di Papua masih belum berani pulang ke rumahnya masing-masing karena merasa belum aman. Hal ini karena daerah perbatasan di perkampungan mereka masih dijaga aparat keamanan untuk menyisir kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Hal tersebut diungkapkan Torius Tabuni, warga sekaligus relawan bagi para pengungsi di Gome. Ia mengatakan bahwa hingga Minggu (1/9), banyak warga yang tetap bertahan di Kantor Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia atau GKII di Kampung Yenggernok, Distrik Gome. Para pengungsi masih takut pulang karena para aparat keamanan masih ada di wilayah Distrik Gome untuk mengejar kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin Goliat Tabuni dan Anton Tabuni.


"(Warga masih memilih mengungsi) karena batas-batas Distrik Gome dikuasai oleh aparat keamanan," katanya yang dilansir oleh Suara pada Minggu (1/9). "Sejauh ini, pasokan pangan bagi pengungsi tersedia. Kami akan berusaha agar para pengungsi tidak kekurangan makan.”

Menurut penuturannya, jumlah warga Distrik Gome yang mengungsi ke Kampung Yenggernok semakin banyak. Mereka berasal dari sepuluh kampung di sana. Alhasil, tenda darurat yang didirikan di halaman Kantor Klasis GKII di Kampung Yenggernok pun ditambah menjadi enam unit.

Selain di tenda darurat, sejumlah pengungsi juga menumpang di rumah warga di Yenggernok. Torius Tabuni mengatakan para warga yang mengungsi tersebut menunggu TPNPB sudah tidak ada di kampung dan aparat keamanan kembali ke kabupaten.

Sementara itu usai kondisi Papua dapat dikuasai aparat, sebagian pendemo merasa ditipu oleh provokator demo dan memilih untuk bersembunyi. Mantan pendemo yang berjumlah sekitar 300 orang itu mengaku enggan kembali mengikuti aksi demonstrasi dalam bentuk apapun. Mereka terpaksa bersembunyi karena khawatir mendapat serangan balik dari masyarakat yang menjadi korban kerusuhan.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru