Praktik Dinasti Politik di DPR Jadi Sorotan, PDIP Disebut Terbanyak
Nasional

Menurut Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), PDIP setidaknya menyumbang sekitar 10 legislator yang memiliki hubungan keluarga dengan elite politik Tanah Air.

WowKeren - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyoroti praktik dinasti politik yang masih mewarnai kursi DPR RI periode 2019-2024. Dinasti politik sendiri merupakan politik yang berdasarkan pada kekerabatan atau kekeluargaan.

Menurut Formappi, yang terbanyak menyumbang dinasti politik di Senayan adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. Formappi juga menyebut bahwa 8 dari 9 parpol yang lolos ke parlemen menyumbang 48 anggota dewan yang memiliki hubungan kekerabatan dengan politikus atau pejabat negara lainnya.

"Sejauh penelusuran kami yang berpotensi menjadi dinasti politik terdapat 48 caleg terpilih," tutur peneliti Formappi, Lucius Karus, dilansir CNN Indonesia pada Jumat (6/9). Lucius menyebutkan bahwa PDIP setidaknya menyumbang sekitar 10 legislator yang memiliki hubungan keluarga dengan elite politik Tanah Air, termasuk putra kandung Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Mochamad Herviano.

Hal itu membuat PDIP menduduki posisi pertama penyumbang legislator yang berpotensi menjadi politik dinasti. Lalu posisi kedua ditempati oleh Partai Golkar yang menyumbang sebanyak 9 legislator pemilik hubungan kekerabatan dengan para elite politik.


Selanjutnya, ada Partai NasDem yang menyumbang 8 legislator, lalu Partai Demokrat yang menyumbang 6 legislator. Partai Gerindra dan PAN sama-sama menyumbang 5 legislator, PKS 3 legislator, dan terakhir PKB yang menyumbang 2 legislator.

Menurut Lucius, dinasti politik tersebut menandakan bahwa praktik oligarki di internal parpol masih terus berjalan mulus. Hal ini juga terlihat dari rekrutmen internal parpol yang memberi kemudahan bagi para kader yang memiliki hubungan kekerabatan dengan elite politik untuk meraih kursi jabatan publik.

"Jadi itu parpol kita tak punya harapan jadi pilar demokrasi," tutur Lucius. "Jika elite-elitenya masih dikuasai satu keluarga atau satu kelompok yang berjejaring secara kekerabatan."

Tak hanya itu, Lucius juga khawatir DPR periode mendatang berpotensi menjadi "sarang" korupsi apabila praktik dinasti politik ini terus dilanggengkan. Pasalnya, para legislator tersebut akan memelihara situasi yang tertutup demi melancarkan praktik korupsi itu.

"Jika parpol atau DPR dikuasai lebih banyak caleg terpilih dari faktor kekerabatan yang sama, peluang korupsi itu makin terbuka," jelas Lucius. "Karena urusan kebijakan negara bisa diselesaikan dalam forum keluarga, forum tak resmi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru