Prinsip Menteri Pertahanan: Sekali TNI-Polri Ditarik Maka Besok Papua Merdeka
Nasional

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berpegangan pada pernyataan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan mempertanyakan pihak yang memintanya menarik pasukan dari Papua.

WowKeren - Ribuan personil TNI-Polri hingga kini masih ditugaskan di Papua dan Papua Barat demi menjaga kondusivitas. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu lantas mempertanyakan pihak yang meminta penarikan para personil tersebut.

Menurut Ryamizard, penarikan TNI-Polri tak mungkin dilakukan lantaran tugas TNI dan Polri memang adalah menjaga keamanan negara. Ryamizard pun berpegang pada pernyataan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Pernyataan Megawati tersebut berbunyi "Seribu kali pejabat gubernur di Papua diganti, Papua tetap di sana. Tetapi satu kali TNI dan Polri ditarik dari tanah Papua, besok Papua merdeka". Pernyataan tersebut menjadi acuan Ryamizard.

"Ini yang jadi acuan kita, karena banyak sekali orang yang menyuruh-nyuruh tentara pulang," ujar Ryamizard di Kompleks Parlemen Senayan pada Kamis (5/9). "Ini ada apa maksudnya?"

Menurut Ryamizard, TNI bertugas untuk menjaga keamanan dan kedaulatan RI. Sehingga ia menegaskan bahwa tidak ada kompromi apapun bagi musuh yang ingin mengganggu keutuhan NKRI.


"Perlu kita ketahui, kalau TNI melaksanakan tugasnya, maka tak ada kompromi," tutur Ryamizard. "Musuh negara harus dihancurkan."

Selain itu, Ryamizard juga menyebut bahwa saat ini ada 3 ancaman dalam pertahanan negara yang nyata, belum nyata, dan sangat nyata. Ancaman yang paling berbahaya, tutur Ryamizard, adalah ancaman pada pola pikir atau mindset warga negara terkait pemisahan suatu wilayah dari NKRI.

"Dan ancaman ketiga yang paling berbahaya adalah ancaman mindset seluruh rakyat negara Indonesia yang berusaha memecah belah," pungkas Ryamizard. "Yakni ancaman terhadap Pancasila dan segala bentuk ancaman pemisahan diri terhadap NKRI."

Tak hanya itu, Ryamizard juga sempat menyebut bahwa ada kelompok terafiliasi jaringan teroris internasional Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ikut menunggangi kerusuhan Papua. Menurut mantan KSAD itu, sejumlah kelompok memang menginginkan pembebasan Papua dari Indonesia, salah satunya adalah kelompok yang terafiliasi ISIS tersebut.

"Sebagai catatan, terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di tanah Papua," jelas Ryamizard. "Terindikasi telah dilakukan oleh sekelompok separatis untuk memisahkan diri dari Indonesia. Perlu disikapi secara saksama agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa yang akan datang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait