Ini Curahan Hati Jokowi Usai Kerap Dituding Antek Asing-Aseng
Nasional

Predikat itu kerap dilemparkan kepada Jokowi lantaran kebijakannya sering melibatkan pihak asing. Jokowi pun mengungkapkan isi hatinya soal tudingan tersebut saat membuka sebuah forum pertemuan, Rabu (18/9).

WowKeren - Sering "dihantam" tudingan sebagai "antek asing" dan "antek aseng" membuat Jokowi angkat bicara. Hal ini ia sampaikan ketika memberi sambutan di Forum Titik Temu dengan tema "Kerja Sama Multikultural Untuk Persatuan dan Keadilan" di Double Tree Hotel, Cikini, Rabu (18/9).

Awalnya, Jokowi menyinggung soal kunci keberhasilan negara Uni Emirat Arab yang kini menjadi ikon kemajuan dunia. Pasalnya 40 tahun lalu, UEA masih dikategorikan negara tertinggal apabila dibandingkan Indonesia. Namun kini situasi telah berbalik.

Menurut Jokowi, kunci keberhasilan UEA bukanlah sumber daya alam, melainkan keterbukaan dan toleransi. Wujud keterbukaan dan toleransi ini terlihat dari UEA yang bersedia mengundang talenta-talenta top dunia untuk ikut memajukan bangsa. Seperti dengan mengundang tenaga kerja asing hingga rektor dari luar negeri.

"Saya dapatkan langsung dari Sheikh Muhammad (Putra Mahkota Abu Dhabi), bahkan tahun ini di sana menyebut sebagai tahun toleransi," ujar Jokowi, dilansir Suara. "Mereka mengundang talenta-talenta top dunia, CEO, dan tenaga ahli. Mengundang puluhan perguruan tinggi ternama di dunia, rektor tenaga asing."


Ia lantas membandingkan situasi tersebut dengan Indonesia. Menurutnya, apabila diterapkan di Indonesia, masyarakat akan langsung menuding pemerintah sebagai antek asing.

"Di sini, baru ide gagasan ada tiga universitas kita atau politeknik atau akademi pakai rektor asing," jelas Jokowi. "Nanti belum (selesai) bicara seperti itu sudah langsung (dikomentari) Presiden Jokowi antek asing."

Oleh karena itu, Jokowi berharap agar masyarakat Indonesia mulai belajar untuk menerima kemajemukan di tatanan sosial masyarakat. Termasuk untuk menerima adanya negara asing yang hendak berkarya di Indonesia. Hal ini pun dilakukan demi memajukan kesejahteraan Indonesia.

"Saya yakin masyarakat dan juga masyarakat dunia ke depan akan semakin majemuk," katanya, "Semakin majemuk dalam suku maupun etnis, semakin majemuk dalam adat dan budaya, dan semakin majemuk pula dalam agama."

"Semakin sebuah masyarakat bisa menerima kemajemukan maka akan semakin diminati, akan semakin dikunjungi, akan semakin didatangi," pungkasnya. "Dan akhirnya akan semakin mampu mendongkrak kesejahteraan di daerah atau negara itu."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait