Data Penumpang Lion Air Bocor, Pengamat Bandingkan Dengan Facebook
Nasional

Beberapa tahun lalu, skandal kebocoran data juga pernah menimpa Facebook, namun kasus itu tak mampu diselesaikan dengan cepat oleh pihak berwenang. Hal inilah yang diharapkan tidak terjadi dalam kasus Lion Air.

WowKeren - Puluhan juta data penumpang dua maskapai milik Lion Air dikabarkan telah beredar luas di forum pertukaran data. Tak tanggung-tanggung, rupanya kejadian ini sudah berlangsung sejak bulan lalu.

Data-data tersebut dikabarkan bisa diakses lewat penyimpanan cloud Amazon Web Services (AWS) yang dibuka melalui web. Dilansir dari laman Bleeping Computer, data yang bocor meliputi informasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) penumpang, nomor telepon, alamat surel, nama, tanggal lahir, hingga paspor.

Kondisi ini pun membuat banyak pihak waswas. Namun demikian, hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari pihak AWS di Indonesia. "AWS menolak memberikan komentar," ujar pihak AWS seperti dilansir Detik Inet, Rabu (18/9).

Bungkamnya AWS ini membuat pengamat teknologi Heru Sutadi angkat bicara. Direktur Eksekutif ICT Institute itu menilai kebocoran data penumpang Lion Air harus segera ditangani. Heru lantas membandingkan kasus kebocoran data ini dengan kejadian serupa yang menimpa Facebook.

"Kementerian terkait, utamanya Kementerian Kominfo, harus mengelaborasi isu ini," ungkap Heru. "Jangan lelet seperti kasus kebocoran data Facebook."


Sebagai pengingat, pernah terjadi skandal kebocoran data pengguna Facebook beberapa tahun lalu. Kala itu, Cambridge Analytica, pihak ketiga yang ditunjuk Facebook untuk mengelola data penggunanya, menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki.

Cambridge Analytica diketahui menyalahgunakan data privasi media sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut untuk kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2016. Dari 87 juta data pengguna yang disalahgunakan, sejuta di antaranya adalah milik pengguna Indonesia.

Heru pun meminta agar pihak Lion Air dan Amazon, sebagai induk AWS, bisa segera duduk bersama demi menyelesaikan permasalahan ini. Ia juga menyoroti rencana revisi PP Nomor 82 Tahun 2012 yang memperbolehkan data center pengguna dari Indonesia tidak wajib disimpan di dalam negeri.

"Panggil Amazon dan Lion, apakah benar ada kebocoran? Apakah ada orang Indonesia yang jadi korban? Langkah ke depan apa untuk agar peristiwa tidak terulang lagi," katanya. "Dan ini jadi pelajaran dan harus jadi pegangan bahwa data pengguna indonesia di maskapai atau apapun harus ditempatkan di Indonesia sehingga lebih aman."

"Pak Jokowi kan bilang, data is the new oil," pungkasnya. "Jadi, harus dijaga, apalagi menyangkut data pribadi pengguna dari Indonesia."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait